> >

Ribuan Warga Palestina Mengungsi di Stadion Sepak Bola Gaza, Begini Kondisi Mereka

Kompas dunia | 6 Juli 2024, 23:55 WIB
Gambar dari video ini menunjukkan seorang perempuan sedang menjemur pakaian, Jumat, 5 Juli 2024 di Kota Gaza, Jalur Gaza. Stadion Olahraga Yarmouk, yang dulunya merupakan arena sepak bola terbesar di Gaza, kini menjadi tempat penampungan bagi ribuan warga Palestina yang mengungsi dan hanya memiliki sedikit makanan atau air. (Sumber: AP Photo)

GAZA, KOMPAS.TV - Ribuan warga Palestina yang mengungsi di Gaza utara kini berlindung di salah satu stadion sepak bola terbesar di wilayah itu.

Para keluarga tersebut harus berjuang untuk bertahan hidup dengan sedikit makanan atau air di tengah serangan terbaru Israel.

Banyak dari mereka telah berpindah-pindah tempat, terakhir dari operasi Israel melawan Hamas di lingkungan Shijaiyah, Gaza City. 

Mereka kini tinggal di Yarmouk Sports Stadium, sekitar 3 kilometer barat laut dari Shujaiyah yang dibombardir berat. 

Di stadion ini, tenda-tenda darurat berjejer di bawah tempat duduk, sementara pakaian tergantung di bawah terik matahari Juli. Aktivitas sehari-hari, seperti mandi, dilakukan dengan peralatan seadanya.

"Kami terbangun dan menemukan tank di depan pintu," kata Um Bashar, seorang ibu yang tengah memandikan anaknya di sebuah bak plastik di bawah bangku pemain, dikutip dari Associated Press, Sabtu (6/7/2024).

"Kami tidak membawa apa pun, tidak ada kasur, bantal, pakaian, atau makanan."

Baca Juga: Serangan Udara Israel Menewaskan 6 Orang di Gaza Tengah

Hazem Abu Thoraya, salah satu pengungsi, menambahkan bahwa rumah-rumah mereka telah hancur dan terbakar akibat serangan. 

"Kami meninggalkan rumah kami, dan semua rumah kami dibom dan dibakar, begitu juga rumah-rumah di sekitar kami," ujarnya.

Meskipun bantuan ke Gaza utara telah meningkat, kondisi keamanan dan kekurangan kebutuhan dasar tetap menjadi masalah utama. Namun, para penduduk mengatakan bahwa kekurangan dan ketidakamanan semakin parah.

PBB menyatakan mampu memenuhi kebutuhan dasar penduduk, sementara Israel menyalahkan PBB atas lambatnya distribusi bantuan. 

"Tidak ada tempat yang aman. Keselamatan hanya ada pada Tuhan," kata pengungsi lain, Um Ahmad.

"Ketakutan kini dirasakan tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Kami bahkan tidak merasa aman berjalan di jalan," imbuhnya.

Kondisi ini menunjukkan betapa beratnya situasi yang dihadapi oleh warga Palestina yang mengungsi di tengah konflik yang terus berlangsung. Mereka hanya bisa berharap dan berdoa agar perdamaian segera tercapai.

Baca Juga: Janji Hizbullah saat Bertemu Hamas, Serangan ke Israel Berhenti Jika Gencatan Senjata Gaza Tercapai

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU