> >

Israel Ngotot Terus Serang Gaza Jelang Putusan Sela ICJ: Tak Ada yang Bisa Hentikan Kami

Kompas dunia | 23 Mei 2024, 20:54 WIB
Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza berjalan melalui tenda kamp darurat di Rafah, Gaza, Jumat, 10 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Pemerintah Israel menegaskan akan terus berperang di Jalur Gaza jelang sidang putusan tindakan sela tambahan untuk Israel dalam kasus genosida di Mahkamah Internasional/International Court of Justice (ICJ), Jumat (24/5/2024) besok.

Putusan sela tambahan berupa penghentian serangan ke Gaza tersebut diminta oleh Afrika Selatan. Majelis Hakim telah mengadakan sidang selama dua hari pada pekan lalu terkait permintaan putusan sela tambahan itu.

Baca Juga: Presiden Kolombia Bakal Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel, Sebut Netanyahu Lakukan Genosida

Saat ditanya apakan Tel Aviv akan mematuhi putusan sela ICJ, juru bicara pemerintah Israel, Avi Hyman menyebut negaranya akan terus berperang melawan Hamas di Gaza.

"Tidak ada kekuatan di Bumi yang bisa menghentikan Israel melindungi penduduknya dan memburu Hamas di Gaza," kat Hyman dikutip Al Jazeera, Kamis (23/5/2024).

Sebelumnya, pejabat-pejabat senior Israel dilaporkan khawatir dengan putusan ICJ atas serangan dan blokade total terhadap Gaza. Para pejabat Israel khawatir putusan ICJ dapat menjadikan negara itu disasar sanksi internasional.

Operasi militer Israel di Gaza membuat Afrika Selatan menggugat mereka dengan tuduhan genosida pada Januari lalu. Pada awal Mei 2023, Afrika Selatan meminta putusan sela tambahan ke ICJ menyusul serangan Israel ke Rafah, daerah paling selatan Gaza yang dipadati pengungsi.

Dalam sidang sebelumnya, majelis hakim ICJ pun telah mengeluarkan putusan sela yang memerintahkan Israel membatasi tragedi kemanusiaan di Gaza. Namun, Israel terus meluncurkan operasi pengeboman di enklave berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut.

Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah membunuh lebih dari 35.600 orang, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Barat Mulai Akui Palestina sebagai Negara, Sebut Eropa Mulai Frustasi pada Israel

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU