> >

Biden Kecam Upaya ICC Tangkap Netanyahu: Apa yang Terjadi di Palestina Bukan Genosida

Kompas dunia | 21 Mei 2024, 12:11 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara sebelum menandatangani paket bantuan bagi Ukraina, Israel, dan Taiwan senilai total USD 95 miliar atau setara Rp1.539 triliun di Gedung Putih, Washington, AS, Rabu (24/4/2024). (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

Sebelumnya, pemerintah Israel dan Hamas kompak mengecam pengajuan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin mereka oleh ICC.

Jaksa ICC Karim Khan mengaku mengantongi bukti-bukti awal yang cukup bahwa diduga terjadi kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel dan Hamas. 

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut pengajuan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Hamas sama saja menyamakan antara korban dan algojo. 

Khan diketahui mengajukan surat penangkapan Yahya Sinwar (ketua Hamas), Mohammed Diab Ibrahim al-Masri (panglima sayap militer Hamas), dan Ismail Haniyeh (kepala politibiro Hamas).

Abu Zuhri menilai keputusan Jaksa Agung ICC akan mendorong Israel melanjutkan serangan di Jalur Gaza.

Sementara anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, menyebut pengajuan surat perintah penangkapan Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebagai kejahatan dengan skala yang bersejarah.

"Menyejajarkan pemimpin sebuah negara demokratis yang ingin mempertahankan diri dari teror terkutuk dengan pemimpin organisasi teror haus darah adalah distorsi keadilan yang mendalam dan kebangkrutan moral yang terang-terangan," kata Gantz, Senin, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Pernyataan Jaksa Agung ICC Usai Ajukan Penangkapan Netanyahu dan Pemimpin Hamas: Tidak Ada Impunitas

Sejak serangan Israel ke Gaza dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan korban tewas telah mencapai setidaknya 35.562 dan 79.642  orang lainnya luka-luka. 

Sementara Israel mengeklaim serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober menewaskan 1.139 orang.

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : CNN/Al Jazeera


TERBARU