Ribuan Warga Israel Berdemonstrasi, Tuntut Netanyahu Mundur dan Pembebasan Sandera Segera
Kompas dunia | 13 Mei 2024, 11:47 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Ribuan warga Israel turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintahan Benjamin Netanyahu. Para demonstran menuntut Netanyahu mundur dan pemerintah mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan sandera.
Aksi demonstrasi ini digelar ketika Israel menggempur Rafah, daerah paling selatan Jalur Gaza yang dipadati pengungsi. Pemerintahan Netanyahu memilih melanjutkan rencana serangan ke Rafah dan menolak meneken kesepakatan gencatan senjata untuk pembebasan sandera.
Pemerintahan Netanyahu sendiri kerap didemo warga usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Kendati masyarakat Israel dilaporkan secara umum mendukung serangan ke Gaza, koalisi Netanyahu juga menghadapi kritik tajam.
Baca Juga: Israel Tolak Gencatan Senjata, Pakar: Netanyahu Butuh Perang untuk Tetap Berkuasa
Protes pun semakin masif seiring tewasnya sandera di Jalur Gaza. Pada Sabtu (11/5/2024), Hamas melaporkan seorang sandera Israel-Inggris bernama Nadav Popplewell tewas karena serangan Israel.
Demonstran dilaporkan berkumpul di depan kediaman Netanyahu di Caesarea pada akhir pekan lalu. Demonstrasi juga besar juga digelar di kota Haifa dan Tel Aviv.
Aksi demonstrasi di Tel Aviv pun disambut polisi Israel dengan meriam air untuk membubarkan demonstran. Sejumlah demonstran dilaporkan ditangkap polisi.
Meskipun ramai dituntut mundur oleh demonstran anti-pemerintah, dukungan terhadap pemerintah Netanyahu dilaporkan tetap relatif kuat di Israel. Sebagian kerabat sandera bahkan menyatakan dukungan penuh terhadap pemerintahan Netanyahu.
Profesor sosiologi di Universitas Ibrani Yerusalem, Vered Vinitzky-Seroussi menilai pemerintahan Netanyahu absen dari perlindungan warganya dan memicu perselisihan di kalangan masyarakat.
"Fakta bahwa Netanyahu dan sejumlah penggemarnya membuat ini (isu pembebasan sandera) menjadi sesuatu yang kita perdebatkan tidak bisa diterima," kata Vinitzky-Seroussi dikutip The Guardian, Minggu (12/5).
"Ini komitmen paling dasar sebuah negara terhadap rakyatnya. Apa yang terjadi pada 7 Oktober menghancurkan asumsi dasar banyak warga Israel. Di mana militer? Di mana negara?"
Di tempat terpisah, pasukan Israel mengebom Kota Gaza pada Senin (13/5) dan menewaskan seorang perempuan. Sedangkan di kamp pengungsian Bureij, Israel mengebom sebuah fasilitas medis dan menewaskan setidaknya satu orang.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan ebih dari 35.000 orang, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan Israel juga menimbulkan setidaknya 78.755 korban luka.
Baca Juga: Blinken Lontarkan Kritik Paling Keras AS Atas Perilaku Israel dalam Perang di Gaza
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV