Produsen Popok Bayi Jepang Kini Fokus Bikin Popok Orang Dewasa gegara Anjloknya Angka Kelahiran Bayi
Kompas dunia | 28 Maret 2024, 04:05 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Jepang kini menghadapi tantangan serius yaitu jumlah kelahiran yang menurun drastis. Ini mendorong salah satu produsen popok bayi terkemuka di Jepang untuk mengubah strategi bisnisnya secara drastis, yakni menjadi produsen popok bagi orang dewasa saja.
Oji Holdings, sebuah perusahaan yang dikenal dengan produk kertasnya, akan menghentikan produksi popok bayi di dalam negeri pada bulan September mendatang, seperti laporan Straits Times, Rabu (27/3/2024).
Ini adalah langkah besar, terutama mengingat produksi popok bayi mereka yang pada tahun 2001 mencapai puncaknya sekitar 700 juta popok per tahun, namun kini hanya mencapai 400 juta.
"Permintaan pasar untuk popok bayi anjlok karena beberapa faktor, termasuk menurunnya tingkat kelahiran," ungkap seorang juru bicara, yang menegaskan popok bayi akan tetap tersedia di Jepang hingga stok mereka habis.
Jumlah kelahiran di Jepang turun ke angka terendah baru pada tahun 2023, dengan lebih dari dua kali lipat jumlah kematian dibanding bayi yang baru lahir.
Juru bicara mengatakan Oji Holdings akan meningkatkan produksi barang sanitasi untuk orang dewasa di negara tersebut, mengantisipasi penggunaan terutama di fasilitas seperti panti jompo.
Jepang memiliki populasi tertua kedua di dunia setelah Monako, dan pasar untuk popok dewasa "diperkirakan akan tumbuh di dalam negeri", demikian pernyataan perusahaan pada 25 Maret.
Baca Juga: Angka Kelahiran Jepang Catat Rekor Terendah, Sementara Penuaan dan Kematian Meningkat
Oji Holdings, yang juga memproduksi produk kertas lainnya, mengatakan akan "mempertahankan dan memperluas" produksi dan penjualan popok bayi di luar negeri, termasuk di Indonesia dan Malaysia, mengutip harapan pertumbuhan di sana.
Di Jepang, kelahiran pada tahun 2023 turun untuk tahun ke-8 berturut-turut menjadi 758.631, dengan penurunan 5,1 persen, data awal menunjukkan pada bulan Februari.
Jumlah kematian mencapai 1.590.503 pada tahun 2023 di Jepang.
Negara ini menghadapi kekurangan tenaga kerja yang semakin meningkat, dan Perdana Menteri Fumio Kishida telah berjanji memperbaiki kebijakan termasuk bantuan keuangan untuk keluarga, akses perawatan anak yang lebih mudah, dan cuti orang tua yang lebih banyak untuk mencoba meningkatkan tingkat kelahiran.
Jumlah bayi yang lahir di Jepang turun untuk tahun ke-8 berturut-turut mencapai rekor terendah pada tahun 2023, data pemerintah awal menunjukkan pada 27 Februari, menyoroti tugas yang menantang yang dihadapi negara tersebut dalam mencoba mengendalikan depopulasi.
Jumlah kelahiran turun 5,1 persen dari tahun 2022 menjadi 758.631, sementara jumlah pernikahan turun 5,9 persen menjadi 489.281 - menandai pertama kalinya dalam 90 tahun jumlahnya turun di bawah 500.000.
Hal ini bisa berarti penurunan lebih lanjut dalam populasi karena kelahiran di luar nikah jarang terjadi di Jepang.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times