> >

Peringatan Keras AS ke Israel: Serangan atas Rafah akan Jadi Bencana bagi Warga Palestina

Kompas dunia | 9 Februari 2024, 08:30 WIB
Amerika Serikat hari Kamis (8/2/2024) memperingatkan Israel bahwa operasi militer Israel di Rafah akan menjadi bencana bagi lebih dari 1 juta warga Palestina yang mengungsi di sana. (Sumber: Anadolu)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) hari Kamis (8/2/2024) memperingatkan Israel bahwa operasi militer Israel di Rafah akan menjadi bencana bagi lebih dari 1 juta warga Palestina yang mengungsi di sana.

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri (AS) menegaskan mereka belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa operasi semacam itu akan segera terjadi, namun memperingatkan tentang konsekuensi kemanusiaan yang serius jika hal itu terjadi, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Kamis (8/2).

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan, militer akan maju ke daerah Rafah di dekat perbatasan Mesir setelah sebelumnya memerintahkan banyak warga Palestina dari tempat lain di wilayah pantai itu untuk mencari perlindungan di sana.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, memberi tahu wartawan bahwa AS tidak melihat rencana yang bisa meyakinkan bahwa pemerintah AS akan segera melakukan operasi besar di Rafah.

"Ada banyak orang yang mengungsi di sana, dan militer Israel memiliki kewajiban khusus saat mereka melakukan operasi di sana atau di tempat lain, untuk memastikan bahwa mereka mempertimbangkan perlindungan bagi kehidupan sipil yang tidak bersalah, terutama warga sipil yang dipaksa masuk ke selatan Gaza oleh operasi di bagian utara," kata Kirby.

"Tanpa mempertimbangkan sepenuhnya perlindungan sipil pada skala itu di Gaza, operasi militer saat ini akan menjadi bencana bagi orang-orang itu, dan itu bukan sesuatu yang kami dukung," tambahnya.

Baca Juga: Respons Hamas Usai Netanyahu Tolak Gencatan Senjata: Kami Siap Hadapi Semua Opsi

PM Israel Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa militer akan maju ke daerah Rafah di dekat perbatasan Mesir. (Sumber: Times of Israel)

Komentar serupa disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, yang mengatakan pemerintahan Biden tidak akan mendukung sesuatu tanpa perencanaan serius dan kredibel terkait dengan perlindungan warga sipil yang mengungsi di Rafah.

Adapun Netanyahu bersumpah akan melakukan operasi militer Israel di Rafah, mengatakan perang di Gaza akan terus berlanjut hingga Israel dapat mengklaim kemenangan total melawan Hamas.

Setidaknya 14 warga Palestina tewas dan beberapa terluka semalam ketika pesawat tempur Israel menargetkan rumah-rumah di Rafah dan Deir al-Balah di wilayah selatan dan pusat Jalur Gaza, seperti yang dilaporkan agensi berita resmi Palestina, WAFA, Rabu (7/2) malam.

Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Israel melancarkan serangan mematikan di Gaza setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 28,000 warga Palestina dan melukai 67,000 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah membuat 85% penduduk Gaza mengungsi secara internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60% infrastruktur di enklaf itu rusak atau hancur, menurut PBB.

Banyak dari pengungsi mencari perlindungan di Rafah.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Anadolu


TERBARU