Blinken: Jalan Menuju Negara Palestina Berdaulat Adalah Kebutuhan untuk Keamanan Israel
Kompas dunia | 18 Januari 2024, 07:37 WIBPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memimpin pemerintahan sayap kanan yang menentang kemerdekaan negara Palestina, dan Netanyahu sendiri baru-baru ini mengatakan tindakannya selama bertahun-tahun mencegah pembentukan negara tersebut.
Mohammad Mustafa, ketua Palestine Investment Fund yang diyakini sebagai calon pemimpin di masa depan dalam Otoritas Palestina, mengatakan masyarakat internasional harus “bergerak cepat dan berani untuk menghentikan agresi ini.”
Ia mengatakan langkah pertama adalah menyediakan makanan, air, obat-obatan, dan bantuan lainnya ke Gaza untuk mencegah kelaparan menyebabkan lebih banyak kematian, kemudian beralih ke apa yang disebutnya sebagai masalah pokok: pendudukan.
“Pendudukan tidak dapat terus berlanjut," ujarnya. "Tidak ada orang yang akan menerima untuk diperlakukan dengan cara yang merendahkan seperti yang dialami oleh rakyat Palestina.”
Paus mengirimkan surat kepada penyelenggara Davos mengatakan bahwa perang di seluruh dunia menunjukkan perlunya mengatasi apa yang disebutnya sebagai akar penyebab konflik, yaitu ketidakadilan ekonomi, kelaparan, dan eksploitasi sumber daya alam.
Baca Juga: Israel Klaim Berhasil Bunuh Pemimpin Palestina di Tepi Barat dalam Serangan Udara
Blinken, yang bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan lainnya di Davos minggu ini, ditanya dalam percakapan dengan kolumnis New York Times, Tom Friedman, apakah nyawa Yahudi lebih berharga daripada nyawa Palestina. Dia menjawab, “Tidak, tanpa syarat.”
“Apa yang kita lihat setiap hari di Gaza sangat menghancurkan hati,” ujarnya.
Untuk mengurangi penderitaan tersebut, AS berupaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan lebih banyak kepada Palestina dan mendorong Israel untuk memastikan bahwa jumlah korban sipil diminimalkan, kata Blinken.
Afrika Selatan secara resmi menuduh Israel melakukan genosida terhadap Palestina dan memohon kepada pengadilan tinggi PBB untuk memerintahkan Israel menghentikan operasi militer di Gaza.
Israel merespons dengan menyebut perangnya sebagai pertahanan yang sah terhadap rakyatnya dan mengatakan bahwa Hamas bersalah melakukan genosida, fokus pada serangan kelompok militan pada 7 Oktober yang memicu perang.
Hamas dan kelompok militan lainnya membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menangkap sekitar 250 orang. Di tengah serangan bom dan pertempuran sengit, lebih dari 24.000 warga Palestina tewas sejak awal perang, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Prancis, bersama dengan Qatar, membantu mediasi kesepakatan untuk mengirimkan obat-obatan ke Gaza bagi puluhan sandera yang dipegang oleh Hamas. Pengiriman tersebut dijadwalkan tiba pada Rabu, hari yang sama saat pemimpin Prancis Emmanuel Macron berbicara di Davos.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press