> >

Hamas dan Israel Sepakati Pengiriman Obat: 1 Kotak untuk Sandera Hamas, 1.000 Kotak untuk Warga Gaza

Kompas dunia | 17 Januari 2024, 21:57 WIB
Perempuan Palestina dekat jenazah-jenazah keluarganya yang dibunuh Israel di Rafah, Jalur Gaza, Rabu, (10/1/2024). Qatar dan Prancis hari Rabu, (17/1/2024) perantarai kesepakatan pengiriman obat kepada warga Palestina dan sandera Hamas di Gaza, 1 kotak obat untuk warga Israel sandera Hamas setara dengan 1.000 kotak obat untuk warga Gaza. (Sumber: AP Photo/Fatima Shbair)

Mereka yang masih ditawan di Gaza termasuk beberapa pria tua dan orang lain yang memerlukan obat untuk penyakit kronis. Kesepakatan ini juga mencakup pengiriman bantuan kemanusiaan kepada penduduk di enklave pesisir itu.

Kesepakatan ini tercapai lebih dari 100 hari dalam konflik yang tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir dan telah memicu ketegangan di seluruh Timur Tengah, dengan serangkaian serangan dan balasan dalam beberapa hari terakhir dari utara Irak hingga Laut Merah dan dari selatan Lebanon hingga Pakistan.

Milisi Palestina masih melancarkan perlawanan di seluruh Gaza di tengah salah satu kampanye militer paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini.

Sebanyak 85% dari penduduk wilayah pantai yang sempit ini, yang berjumlah 2,3 juta orang, telah meninggalkan rumah mereka, dan PBB menyatakan seperempat dari populasi tersebut kelaparan.

Israel telah berjanji untuk membubarkan Hamas untuk memastikan agar mereka tidak dapat mengulangi serangan seperti pada 7 Oktober yang memicu perang.

Saat itu, kombatan Hamas menyerbu pertahanan perbatasan Israel dan menyerang beberapa komunitas pada hari itu, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menawan sekitar 250 orang.

Israel juga berjanji untuk mengembalikan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan di dalam Gaza setelah Hamas pada akhir November melepaskan sebagian besar perempuan dan anak-anak yang ditawan sebagai imbalan pembebasan Palestina yang dipenjara di Israel.

Hamas mengatakan mereka tidak akan melepaskan lebih banyak sandera sampai ada gencatan senjata permanen, sesuatu yang Israel dan Amerika Serikat, sekutu utamanya, menolak.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU