> >

Hamas Sepakat Lepas 13 Warga Israel dan 7 Orang Asing Tukar dengan 39 Warga Palestina yang Ditahan

Kompas dunia | 26 November 2023, 09:00 WIB
Ambulans siaga di sisi Mesir perbatasan Rafah. Hamas akhirnya setuju melepaskan 13 warga Israel dan 7 warga asing hari Sabtu malam, (25/11/2023) waktu Palestina, sebagai pertukaran untuk 39 warga Palestina yang ditahan oleh Israel, kata mediator dari Qatar dan Mesir, usai Hamas menunda selama beberapa jam dan mengklaim Israel melanggar persyaratan kesepakatan gencatan senjata. (Sumber: Times of Israel)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Pihak Hamas akhirnya setuju melepaskan 13 warga Israel dan tujuh warga asing sebagai pertukaran untuk 39 warga Palestina yang ditahan oleh Israel.

Hal tersebut diungkapkan mediator dari Qatar dan Mesir pada Sabtu malam, (25/11/2023) waktu Palestina.

Kepastian itu muncul setelah Hamas menunda putaran kedua pertukaran tawanan selama beberapa jam dan mengklaim Israel melanggar persyaratan kesepakatan gencatan senjata.

Brigadir Al-Qassam sempat menunda pelepasan gelombang kedua tahanan hingga Israel mematuhi kriteria pembebasan tahanan yang mencakup izin masuknya truk bantuan ke utara Gaza.

Ketika para tawanan seharusnya keluar dari Gaza, Hamas menuduh pengiriman bantuan yang diizinkan oleh Israel tidak sesuai dengan yang dijanjikan dan bantuan tersebut tidak mencukupi untuk mencapai Gaza utara.

Sementara Gaza masih menjadi fokus serangan darat Israel dan zona pertempuran utama.

Pihak Hamas mengatakan, tidak cukup tahanan berpengalaman yang dibebaskan dalam pertukaran pertama hari Jumat.

“Ini membahayakan kesepakatan dan kami telah berbicara dengan mediator tentang itu,” kata Osama Hamdan, pejabat senior Hamas, di Beirut.

Pihak Mesir, Qatar, dan Hamas juga mengatakan, hambatan-hambatan itu telah berhasil dicarikan jalan keluar.

Hamas pun mengeluarkan pernyataan bahwa enam perempuan, 33 anak dan remaja dibebaskan oleh pihak Israel.

Seorang pejabat Israel dilaporkan sempat mengancam jika kelompok tawanan warga Israel berikutnya tidak dibebaskan dari Gaza sebelum tengah malam.

Mereka bakal memulai kembali operasi militer di Jalur Gaza.

Pejabat tersebut dikutip dalam beberapa media Ibrani tetapi belum ada konfirmasi resmi.

Sumber pihak Israel, sebagai balasannya, menuduh Hamas melanggar persyaratan dengan daftar tawanan yang dijadwalkan untuk dibebaskan, termasuk kewajiban untuk melepaskan ibu bersama anak-anak mereka.

Terkait klaim Hamas bahwa Israel tidak melepaskan tawanan keamanan Palestina sesuai dengan urutan yang dijanjikan, Channel 12 mengutip sumber resmi di Yerusalem yang membantah pelanggaran kesepakatan.

"Sama seperti Hamas memutuskan siapa yang akan dilepaskan dari daftarnya [tawanan] pada setiap tahap, begitu pula kami memutuskan tahanan keamanan Palestina mana yang akan dilepaskan [sebagai imbalan]," katanya.

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia Umumkan Selesai Evakuasi Penuh, Gaza Utara Kian Kosong Fasilitas Kesehatan

Kesepakatan yang ditandatangani adalah pelepasan 50 tawanan sebagai imbalan atas 150 tahanan Palestina.

Termasuk jeda pertempuran selama empat hari dan arus bantuan yang meningkat untuk Gaza.

Hamas menuduh Israel melanggar persyaratan yang dibantah oleh Israel.

Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas melepaskan 24 dari sekitar 240 tawanan yang diambilnya selama serangan pada 7 Oktober ke Israel yang memicu perang.

Sedangkan Israel membebaskan 39 warga Palestina dari penjara.

Mereka yang dibebaskan di Gaza adalah 13 Warga Israel, 10 warga Thailand, dan seorang warga Filipina.

Secara keseluruhan, Hamas akan melepaskan setidaknya 50 tawanan Israel.

Sedangkan dari Israel sebanyak 150 tahanan Palestina, selama gencatan senjata empat hari, semuanya perempuan dan anak di bawah umur.

Israel telah mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang satu hari untuk setiap 10 tawanan tambahan yang dibebaskan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Times of Israel / Anadolu / Associated Press


TERBARU