> >

Gaza Terima Bantuan Terbesar, 33 Truk Bawa Air, Makanan dan Obat-obatan untuk Warga Palestina

Kompas dunia | 30 Oktober 2023, 07:08 WIB
Warga Palestina menggunakan air laut untuk mandi dan membersihkan peralatan serta pakaian di pantai Deir al-Balah, Jalur Gaza Tengah, Minggu, 29 Oktober 2023. Warga Palestina terpaksa menggunakan air laut karena krisis air di wilayah mereka. (Sumber: The Associated Press)

DEIR AL-BALAH, KOMPAS.TV — Sebanyak 33 truk memasuki Gaza pada Minggu (29/10/2023) dalam konvoi bantuan terbesar sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai. Namun para pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa bantuan itu masih belum mencukupi kebutuhan warga Palestina di Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas dari pihak Palestina kini sudah melebihi 8.000 orang. Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak di bawah umur. Jumlah korban sebesar ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade kekerasan antara Israel-Palestina. Sedangkan dari pihak Israel, lebih dari 1.400 orang tewas.

Sedangkan akses komunikasi sudah dipulihkan kembali pada Minggu (29/10/2023) setelah pemboman Israel yang terjadi pada Jumat (27/10/2023) malam. Serangan itu digambarkan penduduk Palestina sebagai serangan paling besar yang melumpuhkan layanan telepon dan internet pada Jumat malam.

Israel hanya mengizinkan sedikit bantuan masuk untuk membantu warga Palestina. “Pada hari Minggu, 33 truk yang membawa air, makanan dan obat-obatan memasuki satu-satunya penyeberangan perbatasan dari Mesir,” kata juru bicara penyeberangan Rafah, Wael Abo Omar, seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Imbas Blokade Israel, Warga Palestina Krisis Air!

Setelah mengunjungi penyeberangan Rafah, kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional menyebut penderitaan warga sipil “sangat mendalam” dan mengatakan dia tidak bisa memasuki Gaza. “Ini adalah hari-hari yang paling tragis,” kata Karim Khan, yang telah telah menyelidiki tindakan otoritas Israel dan Palestina sejak 2014.

Khan meminta Israel untuk menghormati hukum internasional namun tidak menuduh Israel melakukan kejahatan perang. Dia menyebut serangan Hamas pada 7 Oktober merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. “Bebannya ada pada mereka yang mengarahkan senjata, misil, atau roket tersebut,” katanya.

Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah menyerang lebih dari 450 sasaran militan selama 24 jam terakhir, termasuk pusat komando Hamas dan posisi peluncuran rudal anti-tank. Kepulan asap besar membubung di atas Kota Gaza dan Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan puluhan militan tewas.

Hagari juga menyalahkan pemimpin Hamas di Gaza, Yehiya Sinwar, karena membawa kehancuran pada rakyatnya melalui serangan 7 Oktober tersebut. “Kami akan mengejarnya sampai kami mendapatkannya,” katanya.

Sayap militer Hamas mengatakan militannya bentrok dengan pasukan Israel yang memasuki barat laut Jalur Gaza dengan membawa senjata ringan dan rudal anti-tank. Militan Palestina terus menembakkan roket ke Israel.

Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Semakin Intens, Lebih dari 7.000 Warga Palestina Tewas!

Pembobolan gudang bantuan adalah “tanda mengkhawatirkan bahwa ketertiban sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan ketat di Gaza,” kata Thomas White, direktur badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, di Gaza. “Orang-orang takut, frustrasi dan putus asa,” ujarnya.

Juru bicara UNRWA Juliette Touma mengatakan massa menyerbu empat fasilitas pada hari Sabtu. Dia mengatakan gudang-gudang tersebut tidak berisi bahan bakar apa pun, yang pasokannya sangat terbatas sejak Israel menghentikan semua pengiriman. Israel mengatakan Hamas akan menggunakannya untuk tujuan militer.

 

Satu gudang menampung 80 ton makanan, kata Program Pangan Dunia PBB. Mereka menekankan bahwa setidaknya 40 truk mereka harus menyeberang ke Gaza setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU