Parlemen Rusia Kutuk Swedia yang Setujui Pembakaran Al-Quran, Putin: Di Rusia Itu Kejahatan Berat
Kompas dunia | 30 Juni 2023, 04:56 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Duma atau parlemen negara Rusia memberikan suara pada Kamis (29/6/2023) untuk mengutuk izin yang diberikan otoritas Swedia terhadap demonstrasi di Stockholm di mana Al-Quran dibakar pada hari raya Muslim besar, Iduladha.
Pada tanggal 28 Juni, pembakaran Al-Quran secara publik terjadi di pusat Stockholm. Seorang imigran berusia 37 tahun dari Irak, Salwan Momika, yang sebelumnya ditolak izin untuk tampil publik semacam itu, merobek halaman-halaman dari kitab suci Islam tersebut dan membakarnya.
Sebelum membakarnya, ia meletakkan daging babi di salinan bukunya, sebuah gestur yang sangat menghina bagi umat Islam.
"Anggota Duma dengan tegas mengutuk tindakan penghujatan ini, yang disetujui oleh otoritas Swedia, dan mendesak mereka mengambil langkah-langkah guna mencegah pelanggaran hak asasi manusia atau penghinaan terhadap perasaan keagamaan umat Islam," demikian pernyataan dari badan legislatif Rusia tersebut.
Sementara, Putin di Dagestan yang juga kampung halaman Khabib Nurmagomeov, pada Kamis (29/6/2023) menegaskan Rusia sangat menghormati Al-Quran dan perasaan keagamaan umat Muslim, serta menambahkan tidak menghormati kitab suci ini merupakan kejahatan di Rusia. Putin mencatat tidak semua negara menganut praktik ini.
Menurut pernyataan Duma, tindakan semacam itu "dapat memicu manifestasi ekstremis karena mereka secara kasar melanggar tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa."
Pemimpin Duma, Vyacheslav Volodin, sebelumnya menginisiasi penyusunan pernyataan semacam itu.
Politisi senior Rusia ini menyatakan pendapat bahwa anggota parlemen tidak boleh menahan diri dari membahas masalah ini, selama negara-negara Eropa "melanggar hak asasi manusia yang mendasar."
Baca Juga: Al Quran Kembali Dibakar di Swedia, Indonesia dan Turki Kecam Keras, Itu Bukan Kebebasan Berekspresi
Ia mengecam pelanggaran hak-hak penganut agama pada hari raya umat Muslim, menyebutnya tidak dapat diterima.
"Dapatkah Anda membayangkan hal ini terjadi di Eropa yang tercerahkan, seperti yang sering mereka sebut?" tanya dia retoris.
Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan bahwa penghujatan terhadap Al-Quran tidak dapat diterima di Rusia sangat penting mengingat peristiwa terakhir di Swedia, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Kamis (29/6).
"Kemarin ada perjalanan yang cukup sibuk ke Dagestan; di Derbent, [Putin] mengunjungi masjid tertua di negara kita, dia diberi Al-Quran. Presiden mencatat bahwa melanggar Al-Quran dengan cara apa pun merupakan kejahatan di negara kita. Tentu saja, ini adalah komentar yang sangat penting mengingat apa yang terjadi di Swedia. Kami memiliki Pasal Pidana untuk itu," kata Peskov.
Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kitab suci Al-Quran sebagai hadiah selama kunjungannya ke Masjid Juma di Derbent, Dagestan, di Kaukasus Utara.
"Kami memberikan Al-Quran dari Mekah yang suci kepada presiden kami," kata Veli Fataliyev, direktur museum di Derbent, kepada TASS.
Selama kunjungan kerjanya ke Dagestan, Putin mengunjungi Masjid Juma di Derbent.
Ini adalah masjid tertua di Rusia dan salah satu yang tertua di dunia. Menurut sumber tertulis, pemimpin militer Arab, Maslama ibn Abd al-Malik, memulai pembangunannya pada tahun 733-734 M.
Tiga pohon sycamore berusia berabad-abad berdiri di halaman masjid. Pada tahun 2012, pohon-pohon berusia ribuan tahun ini diakui sebagai monumen alam dan saat ini dilindungi oleh negara.
Pada tanggal 28 Juni, Dagestan merayakan Idul Adha (Kurban Bayrami) atau perayaan kurban, salah satu dari dua hari raya Muslim utama, yang menandai berakhirnya ibadah haji ke situs suci Islam di Arab Saudi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : TASS