> >

Ucapan Megawati Disorot Media China, Yakin Indonesia Bisa Susul Program Nuklir Korea Utara

Kompas dunia | 15 Juni 2023, 15:02 WIB
Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri (tengah), Kepala BRIN Tri Handoko (kanan), Dirut LPP TVRI Iman Brotoseno (kiri) dalam konferensi pers penandatanganan nota kesepahaman (MoU) BRIN dan TVRI di Gedung TVRI di Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023). (Sumber: Narda Sinambela/Antara)

BEIJING, KOMPAS.TV - Media China menyoroti ucapan mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri yang yakin program nuklir Indonesia mampu susul Korea Utara.

Megawati yang merupakan pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan, tidak ada kata terlambat bagi Indonesia untuk memanfaatkan energi atom.

Media China, South China Morning Post mengungkapkan pernyataan Megawati tersebut dalam laporannya yang diterbitkan, Rabu (14/6/2023).

Baca Juga: Pembelot Korea Utara Nilai Peluang Kim Ju-Ae Jadi Penerus Kim Jong-Un Sangat Kecil, Ini Alasannya

Laporan itu mengutip pernyataan yang dibuat oleh Megawati di Gedung TVRI, Senin (12/6/2023).

Pada pernyataannya, Megawati menginginkan agar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk kembali mendesain dan mengembangkan reaktor nuklir.

Megawati mengungkapkan, Indonesia bisa mengejar negara nuklir sepertri Korea Utara yang menurutnya mampu mengembangkan teknologi nuklir meski didera sanksi ekonomi oleh PBB.

“Jika kita bisa membangun teknologi, itu masih belum terlambat. Kita bisa menyusul negara yang memiliki program nuklir,” tuturnya.

Ia menambahkan, kemampun finansial terbatas tak menghalangi Indonesia untuk mengembangkan nuklir.

“Bagaimana negara seperti Korea Utara membangun program nuklirnya? Saya yakin, masalahnya adalah sumber daya manusia,” ujarnya.

Pengembangan program nuklir Indonesia yang diungkit Megawati salah satunya adalah untuk digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

South China Morning Post mengungkapkan, Indonesia sejak lama tak memiliki keinginan membangun PLTN, khusunya pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhioyono.

Ketika itu membangun PLTN disebut sebagai pilihan terakhir untuk memenuhi kebutuhan energi negara.

Pemerintahan SBY mempromosikan penggunaan batu bara, gas alam dan energi terbarukan.

Baca Juga: Pemberontak RMS Dilaporkan Ngamuk Belanda Akui Tanpa Syarat Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Menurut South China Morning Post, Jakarta telah mengisyaratkan niat untuk meratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir yang didukung PBB.

Hal itu karena Indonesia berupaya mengejar penggunaan energi atom secara damai untuk memenuhi target nol bersih pada tahun 2060, atau lebih cepat lagi.

Sementara itu, menurut Badan Energi Internasional, Indonesia adalah penghasil emisi sektor energi terbesar kesembilan di dunia 2021.

Sekitar 60 persen listrik di Indonesia berasal dari batu bara, meski tahun lalu menetapkan target ambisius mengurangi emisi karbon sebesar 31,89 persen, atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2023.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : South China Morning Post


TERBARU