7 Hari Gempa Turki-Suriah: Penyintas Masih Ditemukan, tetapi Peluang Selamat Nyaris Sirna
Kompas dunia | 13 Februari 2023, 16:36 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Tim pencarian dan penyelamatan yang beroperasi di daerah terdampak gempa di Turki masih menemukan penyintas di reruntuhan bangunan pada Senin (13/2/2023). Sedikitnya dua orang dapat diselamatkan hidup-hidup kendati sudah tujuh hari terjebak reruntuhan.
Akan tetapi, laporan-laporan evakuasi penyintas semakin jarang. Terlebih lagi, cuaca beku di Turki membuat kemampuan tubuh bertahan hidup tanpa air menurun.
Pada Senin (13/2), petugas di kota Islahiye, Provinsi Gaziantep, dekat episentrum gempa, menyelamatkan seorang perempuan 40 tahun dari reruntuhan gedung lima lantai. Sebelumnya, perempuan berusia 60 tahun juga diselamatkan hidup-hidup di Besni, Provinsi Adiyaman.
Baca Juga: Tiba di Turki, Gelombang Pertama Misi Kemanusiaan Indonesia Langsung Dapat Pembekalan dari Dubes RI
Cengiz Ergun, wali kota Manisa, kota dekat Laut Aegea, mengaku bersyukur usai tim pencarian dan penyelamatan yang dikirim daerahnya berhasil menyelamatkan perempuan paruh baya di Besni setelah tujuh hari terjebak.
"Kami menerima berita keajaiban dari Besni yang sedikit meredam api yang menyala di hati kami," kata Ergun dikutip Associated Press.
Eduardo Reinoso Angolo, profesor Sekolah Teknik Universitas Otonom Nasional Meksiko (UNAM) menyebut kemungkinan petugas menemukan penyintas di Turki dan Suriah "sangat, sangat kecil" kini.
Reinoso menyebut peluang kesintasan manusia yang terjebak di reruntuhan gedung turun drastis setelah lima hari. Dalam kurun sembilan hari, peluangnya disebut mendekati 0%, kendati terdapat kondisi tertentu yang dianggap pengecualian.
Di lain sisi, profesor manajemen kedaruratan di Universitas Kolese London (UCL), David Alexander menyebut peluang menemukan korban selamat di Turki-Suriah tidak bagus sejak awal. Ia merujuk banyaknya gedung yang dikonstruksi dengan buruk sehingga runtuh menjadi puing-puing kecil. Ruang cukup luas bagi korban untuk bertahan hidup pun terlalu sedikit.
"Jika bangunan suatu gedung runtuh, umumnya kita menemukan ruang-ruang terbuka di bawah timbunan debris yang bisa digunakan untuk berlindung," kata Alexander.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press