Netanyahu Diprediksi Menang, AS Ingin Israel Lebih Toleran dan Menghormati Hak Minoritas
Kompas dunia | 3 November 2022, 10:04 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) berharap pemerintahan Israel berikutnya menjadi lebih toleran dan menghormati hak mnoritas.
Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
Price mengungkapkan hubungan AS dan Israel selalu didasarkan atas kepentingan yang sama, tetapi yang terpenting adalah memiliki nilai yang sama.
“Kami berharap pejabat pemerintahan Israel akan melanjutkan berbagi nilai tesebut di masyarakat yang terbuka dan demokratis, termasuk toleransi dan hormat terhadap semua masyarakat sipil, khususnya kelompok minoritas,” katanya dikutip dari The Times of Israel.
Baca Juga: Gedung Putih: Korea Utara Diam-diam Mengirimkan Artileri ke Rusia
Pernyataan Price ini menyusul pergerakan Benjamin Netanyahu, yang mengintip peluang kembali berkuasa dengan dukungan sekutunya dari sayap kanan.
Komentar Price kemungkinan merujuk pada Zionisme Agama Otzma Yehudit, aliansi partai sayap kanan, yang menurut penghitungan suara non-final, diperkirakan akan memenangkan 14 kursi di Kensset berikutnya.
Partai tersebut menampilkan politisi penghasut Itamar Ben Gvir sebagai nomor 2 dalam daftarnya.
Ben Gvir adalah murid rabi ekstremis dan mantan MK Mir Kahane, yang partai Kachnya dilarang dan dinyatakan sebagai kelompok teror pada 1980-an di Israel dan AS.
Baca Juga: Hasil Exit Poll: Benyamin Netanyahu Menang dalam Pemilu Israel
Seperti mendiang Kahane, Ben Gvir di masa lalu dihukum karena mendukung organisasi teror, meski ia menegaskan telah menjadi lebih moderat dalam beberapa tahun terakhir, dan tak memiliki keyakinan dengan pendiri Kachnya.
“Kami memiliki kepentingan dan nilai tertentu,” ujar Price.
“Anda telah mendengar kami berbicara mengenai komitmen kami terhadap solusi dua negara di masa depan, dan untuk langkah-langkah keamanan, kebebasan, keadilan dan kemakmuran yang sama bagi Israel dan Palestina,” tambahnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Times of Israel