Politisi Inggris Murka, Tuntut Penyelidikan atas Klaim Peretasan Telepon Liz Truss oleh Rusia
Kompas dunia | 30 Oktober 2022, 18:25 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Partai oposisi Inggris, Partai Buruh dan Partai Demokrat Liberal, pada Minggu (30/10/2022), murka dan menuntut penyelidikan independen atas peretasan telepon pribadi Liz Truss saat ia masih menjabat sebagai menteri luar negeri (menlu).
Mereka juga menuntut penyelidikan atas pembocoran informasi peretasan tersebut ke sebuah surat kabar.
"Apakah ponsel Liz Truss diretas oleh Rusia, apakah ada pemadaman berita dan jika demikian mengapa?" kata juru bicara urusan luar negeri Demokrat Liberal, Layla Moran, seperti dilaporkan Associated Press, Minggu.
"Jika ternyata informasi ini disembunyikan dari publik untuk melindungi kampanye Liz Truss ke kursi perdana menteri, itu tidak bisa dimaafkan."
Juru bicara hukum dan ketertiban Partai Buruh, Yvette Cooper mengatakan, "cerita itu menimbulkan masalah seputar keamanan siber."
"Itulah alasan keamanan siber harus ditanggapi dengan sangat serius oleh semua orang di seluruh pemerintahan, termasuk peran negara-negara yang bermusuhan," katanya kepada Sky News.
"Tetapi juga tuduhan tentang apakah seorang menteri Kabinet menggunakan telepon pribadi untuk urusan pemerintah yang serius, dan pertanyaan serius tentang mengapa informasi atau cerita ini bocor sekarang," kata Cooper.
Pemerintah Inggris, Minggu, bersikeras punya keamanan siber yang kuat untuk pejabat pemerintah, setelah sebuah surat kabar melaporkan bahwa telepon mantan Perdana Menteri Liz Truss diretas ketika dia menjadi menlu.
Baca Juga: Media Inggris Sebut Telepon Pribadi Liz Truss Diretas Rusia, Satu Tahun Data dan Percakapan Diunduh
Mail on Sunday mengatakan peretasan itu ditemukan ketika Truss mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri pada musim panas lalu.
Pelanggaran keamanan itu disebut dirahasiakan oleh Perdana Menteri Boris Johnson dan kepala layanan pegawai negeri.
Media Inggris, Daily Mail, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan mata-mata Rusia dicurigai menjadi pelaku peretasan.
Juru bicara pemerintah Inggris menolak berkomentar tentang pengaturan keamanan, tetapi mengatakan mereka punya "sistem yang kuat untuk melindungi dari ancaman dunia maya," termasuk pengarahan keamanan secara reguler kepada para menteri.
Straits Times, Minggu, mengutip laporan Daily Mail pada Sabtu (29/10/2022) kemarin, yang menyebutkan bahwa telepon pribadi mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss diretas saat ia masih menjadi menlu.
Laporan itu menyebutkan, peretasan dilakukan oleh tersangka agen yang bekerja untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Akui Kesalahan Pemerintahan Sebelumnya, Rishi Sunak: Maksud Liz Truss Baik, Saya Akan Perbaiki
Pesan yang diretas dan diunduh sangat banyak, hingga satu tahun ke belakang, kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Agen-agen itu memperoleh akses ke "detail rahasia" negosiasi dengan sekutu internasional selain pesan pribadi yang dipertukarkan dengan teman dekat Truss, Kwasi Kwarteng, yang kemudian menjadi menteri keuangan, kata laporan itu.
Pesan itu diyakini termasuk diskusi dengan menlu senior internasional tentang perang di Ukraina, termasuk perincian tentang pengiriman senjata, tambahnya.
Seorang juru bicara pemerintah Inggris menolak mengomentari "pengaturan keamanan untuk setiap individu."
Seperti diberitakan KOMPAS.TV, Truss meninggalkan jabatannya minggu lalu sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Rishi Sunak.
The Daily Mail mengatakan pesan yang jatuh ke tangan asing termasuk kritik terhadap mantan Perdana Menteri Boris Johnson yang dibuat oleh Truss dan Kwarteng, "yang mengarah pada potensi risiko pemerasan".
Rincian insiden itu "ditutupi oleh Perdana Menteri Boris Johnson dan Sekretaris Kabinet Simon Case saat itu," yang memilih untuk tidak mempublikasikannya, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, Tass, Minggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press