Unjuk Rasa Tandingan Dukung Hijab Muncul di Iran, Ribuan Orang Turun ke Jalan
Kompas dunia | 23 September 2022, 20:47 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Ribuan orang turun ke jalan di ibu kota Iran, Teheran, dalam unjuk rasa pro-hijab, Jumat (23/9/2022). Mereka memberi penghormatan kepada pasukan keamanan yang bergerak memadamkan protes yang telah berlangsung selama sepekan.
Iran diguncang kekerasan jalanan yang merenggut nyawa sedikitnya 17 orang sejak kematian Mahsa Amini pekan lalu, yang ditahan karena mengenakan jilbab dengan cara yang "tidak pas".
Beberapa laporan menyebut 31 orang tewas.
Kantor berita negara IRNA mengatakan ribuan orang turun ke jalan-jalan di Teheran pada hari Jumat setelah salat Jumat, sebagai tanggapan atas seruan dari Dewan Koordinasi Pembangunan Islam Iran.
"Unjuk rasa besar rakyat Iran mengutuk para konspirator dan penistaan terhadap agama terjadi hari ini," kata kantor berita Iran Mehr.
Imam Seyed Ahmad Khatami mengobarkan seruan aksi unjuk rasa dalam khotbahnya di Universitas Teheran, menyerukan badan penegak hukum untuk menghukum mereka yang berada di balik kerusuhan.
"Saya sangat mendesak pengadilan untuk bertindak cepat terhadap para perusuh yang membuat orang brutal, membakar properti umum, dan membakar Al-Qur'an," katanya. "Hukum para penjahat ini dengan senjata hukum."
Baca Juga: 31 Orang Tewas pada Demonstrasi di Iran, Presiden Raisi Janjikan Selidiki Kematian Mahsa Amini
Mereka yang hadir mengacungkan tanda terima kasih kepada pasukan keamanan dan mengutuk perempuan yang membakar jilbab mereka.
"Mendukung pembatalan wajib hijab adalah melakukan politik dengan cara Amerika," teriak mereka.
Televisi pemerintah menayangkan cuplikan unjuk rasa pro-hijab yang memperlihatkan orang-orang yang memegang spanduk berbaris di sepanjang jalan-jalan di pusat kota Teheran, hampir semuanya laki-laki.
Demonstrasi dan unjuk rasa untuk mendukung pasukan keamanan juga terjadi di beberapa kota di seluruh negeri termasuk Ahvaz, Isfahan, Qom, dan Tabriz.
Mahsa Amini meninggal pada 16 September, tiga hari setelah dia dirawat di rumah sakit menyusul penangkapannya oleh polisi moral, satuan yang bertanggung jawab menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk perempuan.
Aktivis mengatakan perempuan 22 tahun itu mengalami pukulan di kepala dalam tahanan, tetapi hal ini belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang Iran, yang saat ini melakukan penyelidikan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Straits Times