Pakar China Serang AS, Sebut Kunjungan Politisi AS ke Taiwan Merupakan Tren Beracun
Kompas dunia | 22 Agustus 2022, 12:38 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Pakar sekaligus peneliti China, Lu Xiang menyerang langkah Amerika Serikat (AS) yang membiarkan politisinya mendatangi Taiwan.
Lu Xiang menegaskan apa yang dilakukan AS tersebut sebuah tren beracun untuk menjadikan Taiwan sebagai pion.
Pernyataan Lu itu berkaitan dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan awal bulan ini, dan yang teranyar kedatangan Gubernur Indiana, Eric Holcomb, Minggu (21/8/2022).
Sebelumnya sejumlah anggota DPR AS juga sempat mengunjungi Taiwan secara mendadak.
Baca Juga: Jepang Pertimbangkan Timbun 1.000 Peluru Kendali Jarak Jauh, Antisipasi China dan Korea Utara
Lu yang juga peneliti di Ilmu Sosial Akademi China, mengungkapkan kepada Global Times, bahwa kunjungan Holcomb merupakan tren beracun kedua setelah Pelosi.
Ia mengatakan kunjungan itu mendorong politis AS untuk percata bahwa kunjungannya telah meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.
Oleh sebab itu mereka dapat memanfaatkan ketegangan tersebut untuk mencapai keuntungan politik pribadi dan menunjukkan kehadiran mereka.
Lu mengatakan bahwa ada sejarah di mana Gubernur AS mengunjungi Taiwan, namun kunjungan saat ini cenderung memanfaatkan ketegangan dan menggunakan Taiwan sebagai pion.
Ia menegaskan bahwa kunjungan Holcomb pasti akan mengundang sanksi dan tanggapan keras dari China.
Baca Juga: Taiwan Ungkap China Lanjutkan Latihan Militer, 7 Pesawat Beijing Disebut Telah Lewati Perbatasan
Para pakar lainnya mengatakan akan lebih banyak pejabat AS yang akan memainkan kartu ini, meningkatkan dan mempertegas tensi di wilayah tersebut.
Namun, mereka menegaskan bahwa China pasti akan menjatuhkan sanksi pada pejabat yang berkunjung sebagai tindakan balasan.
Hal itu karena China selalu dengan tegas menentang kolusi AS dan Taiwan.
Mereka juga menegaskan tak ada satu pun yang boleh meremehkan usaha China menjaga kedaulatan nasional dan integritas sosialnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Global Times