Jepang Pertimbangkan Timbun 1.000 Peluru Kendali Jarak Jauh, Antisipasi China dan Korea Utara
Kompas dunia | 21 Agustus 2022, 18:27 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Jepang mempertimbangkan untuk mengumpulkan lebih dari 1.000 peluru kendali atau rudal jarak jauh, seperti laporan surat kabar Yomiuri Shimbun Jepang, hari Minggu (21 Agustus), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Proyektil rudal, yang memiliki jangkauan 500 km hingga 5.500 km, akan dikerahkan terutama di Kepulauan Nansei dan Kyushu, menurut artikel tersebut.
Dengan melakukan itu, Jepang berusaha untuk menutup "celah rudal" dengan China, yang punya sekitar 300 rudal berbasis laut dan 1.900 rudal berbasis darat, menurut surat kabar itu.
Jepang memulai program beberapa tahun lalu untuk meningkatkan kemampuan misilnya dalam menghadapi potensi ancaman dari China dan Korea Utara.
Laporan terbaru tentang skala potensi stok peluru kendali Jepang mengikuti latihan militer China baru-baru ini di perairan dan wilayah udara di sekitar Taiwan setelah Ketua Kongres AS Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu.
Jepang juga berencana meningkatkan dan memperluas kemampuan rudal permukaan-ke-kapal Tipe 12 produksi dalam negeri Jepang yang dikerahkan Pasukan Bela Diri Darat untuk menghantam objek-objek yang jauhnya lebih dari 1.000 km, seperti laporan Yomiuri Shimbun di hari yang sama.
Baca Juga: Hari Ini pada 1945: Dua Kali Dibom Atom, Kekaisaran Jepang Menyerah tanpa Syarat kepada Sekutu
Jenis rudal itu akan cukup untuk mencapai daerah pesisir China serta Korea Utara, lapor surat kabar itu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Peningkatan juga perlu dilakukan untuk memungkinkan kapal dan pesawat Jepang yang ada dapat membawa dan menembakkan rudal baru yang menyasar sasaran darat, surat kabar itu melaporkan.
Pejabat Jepang belum dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar mengenai masalah ini.
Jepang menafsirkan Konstitusi pasca-perang yang menolak perang berarti ia dapat menggunakan militernya hanya untuk membela diri.
Jepang meningkatkan belanja militernya dan mengambil strategi yang lebih tegas dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi negara itu menahan diri untuk tidak mengerahkan rudal jarak jauh, dengan batasan pada senjata yang dapat menyerang sasaran di tanah asing.
Baca Juga: Kemhan Jepang: 5 Rudal China Mendarat di ZEE Jepang
Ketegangan geopolitik baru-baru ini, termasuk serangan Rusia ke Ukraina, mendorong meningkatnya seruan di Jepang untuk meninjau kembali program pertahanannya.
Kunjungan Pelosi ke Taiwan awal bulan ini juga meningkatkan ketegangan regional.
China meluncurkan rudal di dekat Taiwan dan ke zona ekonomi eksklusif Jepang sebagai tanggapan atas kunjungannya.
Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang menunggu reunifikasi dengan China daratan, dengan kekerasan jika perlu.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji meningkatkan belanja pertahanan secara signifikan, yang selama ini dijaga pada tingkat hanya mendekati sekitar 1 persen dari produk domestik bruto.
Media Jepang juga melaporkan bahwa kementerian pertahanan Jepang kemungkinan akan meminta anggaran 5,5 triliun yen untuk tahun fiskal berikutnya, naik sedikit dari 5,18 triliun yang diminta untuk tahun fiskal saat ini.
Tetapi kementerian pertahanan Jepang juga diperkirakan akan meminta persetujuan untuk daftar barang-barang yang nilainya tidak disebutkan, termasuk biaya pengembangan untuk meningkatkan kemampuan rudal jelajah jarak jauh, kata surat kabar Asahi Shimbun.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Yomiuri/Asahi Shimbun