AS Semakin Keras ke China, Janjikan Bela Taiwan dari Ancaman Beijing
Kompas dunia | 13 Agustus 2022, 13:12 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) semakin menunjukkan sikap keras kepada China terkait Taiwan.
Pemerintahan Presiden Joe Biden menjanjikan akan membela dan mendukung Taiwan dari ancaman Beijing.
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Gedung Putih untuk Keamanan Nasional Indo-Pasifik, Kurt Campbell, Jumat (12/8/2022).
Campbell menegaskan Gedung Putih berusaha memperdalam hubungannya dengan Taiwan dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai aktivitas militer China yang berpotensi mengganggu stabilitas di dekatnya.
Baca Juga: Ternyata Latihan Militer China di Dekat Taiwan Bukan Persiapan Perang, tapi Operasi Pencegahan
Pernyataan Campbell menyusul aktivitas latihan militer China yang mengepung Taiwan.
Latihan militer itu sendiri disebut sebagai bentuk protes China atas kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan awal bulan ini.
“China telah terlalu reaktif, dan aksinya berlanjut menjadi begitu provokatif, tak stabil dan belum pernah terjadi sebelumnya,” tutur Campbell dikutip dari Newsweek.
“China meluncurkan rudal ke perairan sekitar Taiwan. Itu dinyatakan sebagai zona eksklusif di sekitar Taiwan yang mengganggu lalu lintas sipil, udara dan maritim,” tambahnya.
Campbell mengatakan China mengabaikan garis tengah yang telah lama berdiri memishkan Taiwan dan China.
Baca Juga: Siapa Salman Rushdie, Penulis "Ayat-Ayat Setan" yang Dapat Fatwa Mati dari Ayatollah Khomeini?
Sebagai tanggapan, ia mengungkapkan Presiden Biden telah mengarahkan USS Ronald Reagan untuk ditempatkan di Laut Filipina, sebelah timur Taiwan.
Meski begitu, Campbell menegaskan AS tetap berkomitmen pada kebijakan satu China, dan terus memenuhi kewajibannya yang diatur dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979, yang termasuk mendukung pertahanan pulau itu.
“Kami menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo dari kedua bel;ah pihak dan kami tak mendukung kemerdekaan Taiwan,” katanya.
“Kami berharap perbedaan lintas-Selat bisa diselesaikan dengan cara damai,” lanjut Campbell.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Newsweek