> >

China Masih Marah atas Kunjungan Pelosi ke Taiwan, Bekukan Kerja Sama Strategis dengan AS

Kompas dunia | 5 Agustus 2022, 20:40 WIB
China bekukan kerja sama AS soal perubahan iklim, isu-isu pengendalian narkoba, memerangi kejahatan transnasional, dan repatriasi imigran ilegal. (Sumber: Straits Times)

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat, mereka terus melakukan "latihan tembakan langsung" di wilayah udara dan laut di utara, barat daya dan timur Taiwan, menguji kemampuan tempur pasukannya.

Pakar militer China mengatakan latihan militer empat hari, yang akan berakhir hari Minggu, dimaksudkan untuk mensimulasikan blokade dan kemungkinan invasi Taiwan di masa depan.

Seorang pejabat militer China mengatakan kepada penyiar CCTV bahwa bagian dari latihan ini untuk pertama kalinya menampilkan peluncuran rudal langsung di atas Taiwan.

Latihan tersebut melibatkan lebih dari 100 pesawat, termasuk jet tempur dan pembom, dan lebih dari 10 kapal perang, kata Komando Teater Timur China.

Latihan itu menampilkan beberapa perangkat keras militer terbaru China, termasuk pesawat tempur siluman J-20 dan rudal hipersonik DF-17, menurut media pemerintah China.

Baca Juga: Kemhan Jepang: 5 Rudal China Mendarat di ZEE Jepang

Pejalan kaki menunggu di persimpangan di Beijing, dekat layar yang menunjukkan cuplikan jet militer China sebagai bagian dari program berita malam, pada 2 Agustus 2022. China kirimkan lebih dari 20 jet tempur masuk ke zona pertahanan udara Taiwan saat Nancy Pelosi, Ketua DPR AS berada di Taipei (Sumber: Straits Times)

Kementerian luar negeri China juga mengatakan pada hari Jumat, mereka memanggil duta besar dan diplomat senior dari beberapa negara Eropa, Jepang dan Kanada untuk mengajukan "pernyataan serius" untuk menanggapi pernyataan yang dikeluarkan oleh negara-negara Kelompok Tujuh (G7).

G7 meminta China menyelesaikan perbedaan dengan cara damai dan mengatakan tindakan militer China berisiko “meningkatkan ketegangan dan mengacaukan kawasan”.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang berada di Phnom Penh untuk pertemuan dengan para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN, mengatakan bahwa pernyataan G7 adalah “sepotong kertas rombeng”, Kamis (4/8).

Menunjuk ke dampak berkelanjutan dari kunjungan Pelosi, Profesor Zhu Feng, dekan Institut Hubungan Internasional di Universitas Nanjing, menilai langkah Beijing membatalkan serangkaian mekanisme kerja sama dengan AS menunjukkan hubungan bilateral berada pada tingkat kebekuan baru.

Kunjungan itu menyebabkan “kerusakan serius” pada hubungan bilateral AS dan China, hanya beberapa minggu setelah presiden dari kedua negara mengadakan diskusi telepon yang panjang, katanya.

“Kebekuan dalam pada hubungan (AS dan China) akan berlangsung untuk sementara waktu. China ingin mengambil kesempatan ini untuk dengan jelas menekankan kepada AS bahwa tindakannya terhadap Taiwan tidak dapat diterima,” katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU