Lavrov Sebut Perundingan Damai Tidak Masuk Akal Saat Ini, Perang Rusia-Ukraina Masih Panjang?
Krisis rusia ukraina | 21 Juli 2022, 05:26 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Perang Rusia-Ukraina yang berkobar sejak 24 Februari 2022 lalu belum mendekati akhir hingga bulan Juli. Pernyataan-pernyataan keras dari masing-masing pihak pun membuat penyelesaian damai semakin jauh.
Belakangan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melontarkan pernyataan keras mengenai peluang damai Rusia-Ukraina. Ia menyebut, saat ini, perundingan damai “tidak masuk akal.”
Perundingan Rusia-Ukraina sendiri ditangguhkan sejak pertengahan Mei lalu usai terkatung-katung sejak April. Walaupun sempat mencapai kemajuan ketika berunding di Istanbul, Turki, pada akhir Maret silam, Moskow dan Kiev masih jauh dari kata sepakat dalam membuat perjanjian.
Baca Juga: Tak Hanya Donbass, Rusia Akui Berniat Caplok Wilayah Selatan Ukraina, Lavrov: Ini Perubahan Rencana
Kremlin mengecam tuntutan Ukraina dalam perundingan damai. Lavrov menuduh tuntutan-tuntutan pemerintahan Volodymyr Zelenskyy tak layak “mendapatkan perhatian serius dari orang-orang serius.”
“Mereka (Kiev) tidak akan pernah bisa mengatakan apa pun yang layak mendapatkan perhatian serius dari orang-orang serius,” kata Lavrov dikutip AFP via The Guardian, Rabu (20/7/2022).
“(Perundingan damai) tidak masuk akal dalam situasi yang sekarang,” lanjutnya.
Di lain sisi, Lavrov justru mengindikasikan kebijakan militer ekspansif terhadap Ukraina. Pada Rabu (20/7), ia menyebut Rusia juga akan menargetkan wilayah selatan Ukraina, tak hanya Donbass yang kini tengah digempur.
Lavrov menyebut Moskow akan merebut Oblast (daerah setingkat provinsi) Zaporizhzhia dan Kherson.
Sebelumnya, sejak memulai operasi di Donbass pada awal April lalu, Kremlin mengaku sebatas ingin “membantu” separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) meraih “kemerdekaan.”
Rusia sendiri memfokuskan invasi ke Donbass usai gagal merebut Kiev pada tahap awal invasi. Pasukan Rusia mundur dari kawasan ibu kota pada akhir Maret hingga awal April lalu.
Baca Juga: Brutalnya Hujan Artileri Rusia di Donbass: Kesaksian dari Penyintas Ukraina di Garis Depan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/The Guardian