China dan Kamboja Memulai Perluasan Pangkalan AL Kamboja, AS Tuding Itu akan Ancam Keamanan Regional
Kompas dunia | 8 Juni 2022, 16:38 WIBPHNOM PENH, KOMPAS.TV - China dan Kamboja hari Rabu, (8/6/2022) memulai proyek yang didanai Beijing untuk mengubah pangkalan angkatan laut Kamboja, membuat Amerika Serikat ketar-ketir khawatir pangkalan AL itu untuk penggunaan militer China, seperti laporan France24, Rabu, (8/6/2022).
The Washington Post minggu ini mengutip pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya mengatakan fasilitas baru di pangkalan AL Ream Kamboja, yang lokasinya strategis di Teluk Thailand, saat ini sedang dibangun untuk penggunaan "eksklusif" angkatan laut China.
Kedua negara menyangkal tuduhan itu, dengan Phnom Penh mengatakan pembangunan pangkalan itu "bukan rahasia".
Menteri pertahanan Kamboja Tea Banh dan duta besar China Wang Wentian berada di lokasi hari Rabu, (8/6/2022) untuk seremoni dimulainya pengerjaan fasilitas baru. Pembangunan termasuk bengkel pemeliharaan kapal, dua dermaga, dok kering, slipway, dan pengerukan pasir agar pangkalan tersebut bisa menerima kapal yang lebih besar.
Mesin konstruksi berat terlihat di lokasi, "(Pangkalan AL yang sedang dibangun) Itu tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun, dan akan kondusif untuk kerja sama praktis yang lebih erat antara kedua militer, pemenuhan kewajiban internasional yang lebih baik, dan penyediaan barang publik internasional," kata Wang Wentian
Proyek tersebut, yang dibiayai dengan hibah China, juga mencakup peningkatan dan perluasan rumah sakit serta sumbangan peralatan militer dan perbaikan delapan kapal perang Kamboja, kata Tea Banh.
"Ada dugaan pangkalan Ream yang dimodernisasi akan digunakan oleh militer China secara eksklusif. Tidak, sama sekali tidak seperti itu," kata menteri itu kepada beberapa ratus orang termasuk diplomat asing pada upacara tersebut.
"Jangan terlalu khawatir, basis Ream sangat kecil... Itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi siapa pun, di mana pun."
Baca Juga: PM Kamboja Hun Sen Desak Myanmar Buka Akses Bantuan Kemanusiaan dan Kunjungan Utusan Khusus ASEAN
Perubahan itu akan selesai dalam dua tahun, kata pejabat Kamboja lainnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Fracnce24/Washington Post/Wall Street Journal