> >

Ada Larangan Lewati Wilayah Udara Tiga Negara, Kunjungan Menlu Rusia ke Serbia Batal

Krisis rusia ukraina | 6 Juni 2022, 11:28 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. Kunjungannya ke Serbia harus dibatalkan karena negara tetangga Serbia tak mengizinkan pesawat Rusia melewati wilayah udaranya. (Sumber: Russian Foreign Ministry Press Service via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov ke Serbia pada 6 hingga 7 Juni mendatang dipastikan batal.

Hal itu karena tiga negara tetangga Serbia tak izinkan wilayah udaranya dilewati oleh pesawat Rusia.

Tiga negara tetangga yang dimaksud adalah Bulgaria, Makedonia Utara dan juga Montenegro.

Baca Juga: Jenderal Penting Rusia Dilaporkan Tewas di Luhansk, Putin Kehilangan

Bulgaria sebagai negara Uni Eropa telah memberlakukan larangan terbang terhadap Rusia.

Sedangkan Makedonia Utara dan Montenegero, seperti halnya Serbia berharap bisa bergabung dengan Uni Eropa (UE).

UE telah memberlakukan larangan terbang bagi Rusia, akibat invasi ke Ukraina.

Dikutip dari BBC, Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi pembatalan kunjungan tersebut.

Serbia sendiri dikabarkan tetap memiliki hubungan baik dengan Rusia.

Mereka tak memiliki apa yang dilakukan negara UE dan NATO yang memberikan sanksi ke Rusia.

UE dan Inggris telah memberikan larangan terbang bagi pesawat Rusia, termasuk jet pribadi para oligarki Rusia.

Serbia sendiri memiliki ketergantungan pada Rusia, terkait gas dan energi.

Selain itu, Rusia mendukung penolakan Serbia untuk mengakui kemerdekaan Kosovo.

Rusia pun sempat mengecam pengeboman NATO terhadap Serbia pada 1999 di perang Kosovo.

Baca Juga: Putin: AS Kirim Roket Jarak Jauh ke Ukraina, Rusia Serang Target yang Tidak Disasar Sebelumnya

Rusia sendiri menanggapi larangan terbang dengan cara yang unik.

“Diplomasi kami belum menguasai teleportasi,” bunyi pernyataan dari sumber Kementerian Luar Negeri Rusia.

Pada awal Maret, unjuk rasa dilakukan ribuan warga Serbia pro-Rusia sepanjang Belgrade, yang menunjukkan hubungan baik kedua negara.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : BBC


TERBARU