Presiden Baru Timor Leste Ingin Dekati China, tetapi Enggan Terlibat Rivalitas Beijing-Washington
Kompas dunia | 5 Juni 2022, 10:40 WIBAnthony Nelson, waklil presiden bagian Pasifik dan Asia Timur di perusahaan konsultasi bisnis Albright Stonebridge Group, mengaku tak terkejut dengan pernyataan Ramos-Horta mengenai China.
Baca Juga: Ramos Horta, Presiden Timor Leste Peraih Nobel Perdamaian yang Kerap Hidup di Pengasingan
Dalam pidato pada 20 Mei lalu, Ramos-Horta menyatakan ingin mempererat hubungan bilateral dengan China di sejumlah sektor, di antaranya energi baru-terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan infrastruktur. Ia juga menyebut agenda prioriats Dili tetaplah menjaga hubungan dengan Indonesia dan Australia.
Menurut Nelson, China bisa membantu kebutuhan ekonomi dan pembangunan Timor Leste yang besar, terutama usai banyak proyek nasional yang disokong Barat dan Jepang macet.
“Negara-negara Barat seperti Australia dan AS terlambat menyadari bahwa fokus mereka pada isu-isu keamanan melampaui hubungan ekonomis tidak memenuhi kebutuhan para mitra di Pasifik,” kata Nelson.
“Ramos-Horta berharap keinginan China memperkuat pengaruh di kawasan akan menggerakkannya untuk berkomitmen atas proyek-proyek pembangunan yang cukup signifikan bagi Timor Leste untuk memutus siklus ketergantungan bantuan,” lanjutnya.\
Meskipun demikian, Nelson menyebut Timor Leste mestinya belajar dari pengalaman negara lain seperti Sri Lanka dan Laos. Dua negara itu menyetujui proyek yang disokong China dengan viabilitas komersial yang kecil.
Baca Juga: China dan Kepulauan Solomon Teken Draft Pakta Keamanan, Australia, Selandia Baru dan AS Khawatir
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : SCMP