> >

Puluhan Warga Sipil Ukraina Dievakusi dari Mariupol, Dikirim ke Wilayah yang Dikontrol Rusia-Ukraina

Krisis rusia ukraina | 2 Mei 2022, 06:12 WIB
Warga sipil dievakuasi dari Mariupol dan ditempatkan di wilayah yang dikontrol Rusia dan Ukraina, Sabtu (30/4/2022). (Sumber: AP Photo)

MARIUPOL, KOMPAS.TV - Puluhan warga sipil Ukraina telah dievakuasi dari Mariupol ke wilayah yang dikontrol Rusia dan Ukraina setelah berpekan-pekan dalam pengepungan tentara Rusia.

Beberapa penduduk sipil dikabarkan telah meninggalkan pabrik baja Azovstal, benteng terakhir tentara Ukraina

Pihak Rusia mengungkapkan sejumlah penduduk sipil telah tiba di desa yang mereka kontrol.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky juga mengungkapkan sejumlah besar warga sipil juga telah menuju Zaporizihzhia, yang dikontrol Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Bantah Kabar Kematian Ghost of Kiev, Akui Sosok Hantu Udara Itu Sebatas Legenda

“Kelompok pertama sekitar 100 orang telah menuju area yang dikontrol,” cuit Zelensky di Twitter dikutip dari BBC.

“Besok kami akan bertemu mereka di Zaporizhzhia, Bersyukur untuk tim kami! Kini mereka bersama PBB, berusaha melakukan evakuasi untuk warga dipil lainnya dari pabrik,” katanya.

PBB mengonfirmasikan bahwa mereka terlibat dalam operasi evakuasi.

Mereka bekerja sama dengan Palang Merah, dan pihak yang terlibat konflik.

Menurut PBB, konvoi evakuasi sudah tiba pada Sabtu (30/4/2022) pagi waktu setempat.

Tetapi mereka tak memberikan detail berapa orang yang sudah dievakuasi dan berapa yang masih tinggal di pabrik.

Baca Juga: Menlu Sergey Lavrov Ungkap Tujuan Rusia Serang Ukraina, Lindungi Donetsk dan Luhansk

Mereka menjelaskan bahwa membagikan detail tersebut akan membahayakan keselamatan operasi.

Salah satu warga sipil yang dievakuasi ke area yang dikontrol Rusia mengungkapkan kengerian selama bertahan di Pabrik Azovstal.

“Anda tak akan bisa membayangkan apa yang kami alami. Teror tersebut,” ujar Natalia Usmanova, 37 tahun.

“Saya takut bunker itu tak akan bertahan lama. Saat bunker mulai bergetar, saya menjadi histeris. Suami saya bisa bersumpah untuk itu. Saya begitu khawatir bunker akan roboh. Kami sangat lama tak melihat matahari,” ujarnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU