Pasukan Ukraina di Mariupol Tolak Perintah Rusia untuk Menyerah: Pertahanan Akan Terus Dilakukan
Krisis rusia ukraina | 18 April 2022, 06:49 WIBMARIUPOL, KOMPAS.TV - Pasukan Ukraina di Mariupol dipastikan menolak perintah Rusia untuk menyerah.
Hal itu diungkapkan oleh Penasihat Wali Kota Mariupol, Petro Andriushchenko di Telegram, Minggu (17/4/2022).
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa mereka telah menguasai Mariupol.
Mereka pun memerintahkan pasukan Ukraina untuk menyerah paling lambat hingga pukul 6 pagi waktu Moskow di hari Minggu.
Baca Juga: Pabrik Baja Azovstal di Mariupol Disebut Benteng Pertahanan Terbaik untuk Pasukan Ukraina
Jika tak menyerah kematian akan diterima oleh pasukan Rusia.
Tetapi hingga batas waktu terlewati tak ada pasukan Ukraina yang menyerah.
“Pada hari ini, para pejuang kami melanjutkan untuk bertahan,” ujar Andriushchenko dikutip dari CNN.
Sebelumnya Perdana Menteri Ukraina, Dennyts Shymhal juga menegaskan kota yang dikepung oleh pasukan Rusia itu belum jatuh.
“Pasukan militer kami, tentara kami masih ada, jadi kami akan terus berjuang hingga akhir, dan saat ini mereka masih di Mariupol,” ujarnya kepada ABC News.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa ultimatum yang mereka keluarkan telah diacuhkan.
“Kami telah menawarkan agar mereka secara sukarela menyerah dan menurunkan senjata untuk menyelamatkan nyawa mereka,” katanya.
“Namun, rezim nasionalis Kiev, berdasarkan penyadapan radio, menolak negoasiasi untuk menyerah,” kata kementerian tersebut.
Baca Juga: Rusia Kutuk Israel, Sebut Gunakan Konflik Ukraina Sebagai Pengalihan untuk Masalah Palestina
Situasi di Mariupol sendiri sangat mengenaskan.
Banyak tempat di kota tersebut telah dihancurkan karena penembakan yang dilakukan Rusia.
Bangunan sipil menjadi target serangan termasuk rumah sakit dan teater yang menampung 1.300 orang yang mengungsi.
Para pasukan Ukraina sendiri dilaporkan menjadikan pabrik baja Azovstal sebagai benteng pertahanan mereka.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN