> >

Penyelidik Transportasi AS Pergi ke China untuk Bantu Ungkap Kecelakaan China Eastern Airlines

Kompas dunia | 2 April 2022, 20:58 WIB
Potongan sayap Boeing 737-800 China Eastern Airlines yang jatuh saat persiapan mendarat di Tenggara China. Penerbangan MU5735 dengan 123 penumpang dan sembilan awak berangkat dari kota barat daya Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, ke Guangzhou. (Sumber: Jiang Huaipeng/Xinhua via AP)

BEIJING, KOMPAS.TV - Penyelidik kecelakaan Amerika Serikat (AS) tiba di China hari Sabtu (2/4/2022) untuk membantu otoritas China mencari petunjuk penyebab jatuhnya pesawat Boeing737-800 bulan lalu yang menewaskan seluruh 132 orang di dalamnya.

Associated Press melaporkan, tim penyelidik AS beranggotakan tujuh orang dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional NTSB akan berpartisipasi dalam penyelidikan Pengelola Penerbangan Sipil China atas kecelakaan 21 Maret Boeing 737-800 China Eastern Airlines.

Sebagai bagian dari bantuan itu, perekam suara kokpit pesawat sedang diunduh dan dianalisis di laboratorium di Washington, kata pejabat AS, Jumat (1/4).

Penyelidik berharap rekaman itu akan menjelaskan mengapa pesawat itu menukik dari ketinggian sekitar 8.800 meter atau 29.000 kaki di atas wilayah pegunungan di tenggara China.

Pejabat China mengatakan, pengendali lalu lintas udara tidak memperoleh respons dari pilot saat pesawat itu terjun bebas vertikal.

Perekam suara kokpit merekam suara dari mikrofon yang dikenakan oleh pilot dan suara lain dari mikrofon yang ditempatkan di atas kepala pilot dan kopilot.

Para pencari juga menemukan perekam data penerbangan pesawat, yang terus-menerus menangkap kecepatan, ketinggian, arah dan informasi lainnya, serta kinerja sistem utama di pesawat. Tetapi, perekam itu tidak dievaluasi di Washington pada hari Jumat.

NTSB mengatakan, penyelidiknya akan membatasi kontak dengan orang-orang di luar penyelidikan sehingga mereka dapat segera memulai pekerjaan mereka tanpa melalui masa karantina.

Baca Juga: Kecelakaan China Eastern Airlines: Kotak Hitam Kedua Ditemukan Terkubur 1,5 Meter di Bawah Tanah

Penyidik penerbangan Amerika Serikat tiba di China untuk bantu penyelidikan jatuhnya pesawat Boeing 737-800 China Eastern Airlines (Sumber: AP Photo/Dake Kang, File)

Pesawat yang jatuh itu bukan 737 Max, model baru yang sempat dikandangkan di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan maut di Indonesia dan Ethiopia.

Dampak yang disebabkan oleh kecelakaan di China menciptakan kawah sedalam 20 meter. Kecelakaan itu juga memicu kebakaran di hutan sekitarnya dan menghancurkan pesawat menjadi bagian-bagian kecil yang tersebar di area yang luas. Beberapa di antaranya bahkan terkubur di bawah tanah.

Lebih dari 49.000 potongan puing telah ditemukan, bersama dengan beberapa sisa-sisa manusia dan barang-barang pribadi.

Seorang pejabat keselamatan penerbangan China mengatakan, laporan penyelidikan awal akan diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan itu.

Penerbangan MU5735 dengan 123 penumpang dan sembilan awak berangkat dari kota barat daya Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, ke Guangzhou, kota besar dan pusat manufaktur ekspor dekat Hong Kong di Cina tenggara.

Pesawat 737-800 memiliki catatan keselamatan yang sangat baik dan industri penerbangan China hanya mengalami sedikit kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelum kecelakaan bulan lalu, kecelakaan fatal terakhir dari sebuah pesawat China terjadi pada Agustus 2010. Ketika itu, sebuah Embraer ERJ 190-100 yang dioperasikan oleh Henan Airlines menabrak landasan pacu di kota timur laut Yichun dan terbakar, menewaskan 44 orang. Penyelidik pada kecelakaan Embraer menyalahkan pilot atas kecelakaan itu.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU