PM Israel Disebut Rayu Zelensky untuk Terima Permintaan Putin demi Perang Cepat Usai
Krisis rusia ukraina | 12 Maret 2022, 12:27 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett disebut merayu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menerima permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Bennet mengatakan kepada Zelensky agar permintaan Putin dimuluskan demi berakhirnya serangan Rusia ke Ukraina.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pejabat senior Ukraina.
Selama dua pekan terakhir, Bennett berperan sebagai mediator antara Putin dan Zelensky.
Baca Juga: Drone Misterius Diduga dari Perang Rusia-Ukraina Jatuh di Zagreb, Presiden Kroasia Khawatir
Israel menegaskan bahwa mereka akan tetap netral terhadap kedua negara selama mediasi.
Namun, pejabat Ukraina mengungkapkan kepada Axios bahwa pada Selasa (8/3/2022), Bennett menghubungi Zelensky dan merekomendasikan agar menerima permintaan Putin.
Menurut pejabat Ukraina yang namanya tak disebutkan tersebut, Zelensky dan penasihatnya tak setuju dengan rekomendasi Bennett.
“Pada dasarnya, Bennett memberitahu kami untuk menyerah dan kami tak memiliki keinginan untuk melakukannya,” ujar sang pejabat.
Ia juga menegaskan agar Bennett mengajukan proposal dan melakukan lebih dari sekadar bertindak sebagai 'kotak surat' antara kedua belah pihak.
Baca Juga: Biden Sebut AS Siap Perang Dunia III Jika NATO Diserang, Tapi Enggan Ambil Risiko untuk Ukraina
Namun, pejabat senior Kantor Perdana Menteri Israel menegaskan, apa yang diungkapkan pejabat Ukraina itu tidak benar.
“Kami meragukan pejabat itu adalah sosok senior yang ada di Ukraina sekarang, dan ikut dalam sambungan telepon tersebut, karena dilakukan dalam sambungan privasi,” ujarnya.
“Hubungan kami dengan Presiden Zelensky dan penasihat dekatnya dilakukan secara langsung,” tambahnya.
Pejabat Israel menegaskan, Bennett tak pernah merekomendasikan Zelensky untuk menerima permintaan Putin, karena Israel tak pernah menerima permintaan itu.
“Perdana Menteri tak pernah ingin memberikan Zelensky setiap rekomendasi atau nasihat pada posisi apa pun,” katanya.
Baca Juga: PBB Kantongi Bukti Pengunaan Amunisi Klaster oleh Rusia di Ukraina, Dilarang Hukum Internasional
Pejabat Israel menegaskan, hubungan antara Bennett dan Zelensky sangat bagus dan panjang, termasuk diskusi mengenai kemungkinan mengadakan pertemuan mediasi di Yerusalem.
Pihak Israel pun menolak berkomentar terkait kemungkinan Israel akan mengajukan tawaran mengenai rencana detail untuk mengakhiri perang.
Rusia sebelumnya menegaskan bakal menarik mundur pasukannya jika Ukraina menerima permintaan mereka.
Namun, mereka meminta agar Ukraina mengakui Krimea sebagai milik Rusia, meloloskan Undang-Undang yang meminta netralitas, dan mengakui wilayah separatis Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah merdeka.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Axios