> >

Sejarah Hari Perempuan Sedunia atau International Women s Day, Diperingati sejak 1911

Kompas dunia | 7 Maret 2022, 18:03 WIB
Sejarah Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day. (Sumber: internationalwomensday.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day biasanya diperingati pada tanggal 8 Maret. Tahun ini, Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day jatuh di hari Selasa, 8 Maret 2022.

Sudah berpuluh-puluh tahun dunia selalu memperingati hari monumental ini untuk merayakan prestasi sosial, ekonomi, budaya, politik perempuan.

Hari Perempuan Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1911. Hari itu menandai seruan kepada semua orang betapa pentingnya kesetaraan.

Baca Juga: Pelaku Perjalanan Domestik Bebas dari Syarat Tes PCR dan Antigen, Cukup Vaksinasi Covid-19 Lengkap

Untuk mengetahui bagaimana asal-muasal Hari Perempuan Sedunia, simak sejarahnya berikut ini.

Sejarah Hari Perempuan Sedunia

Melansir laman resmi internationalwomensday.com, Senin (7/3/2022), Hari Perempuan Sedunia diperingati sejak awal 1900-an.

Awal mula

Pada tahun 1908, terdapat kerusuhan besar dan perdebatan kritis di kalangan perempuan yang dipicu dari penindasan dan ketidaksetaraan.

Kebebasan berekspresi di kalangan perempuan sangat dibatasi hingga pada tahun 1908, sebanyak 15.000 perempuan turun ke jalan untuk menuntut jam kerja yang lebih manusiawi, gaji yang lebih baik, dan hak suara untuk didengarkan.

1909

Adalah Amerika Serikat, negara yang pertama kali memperingati Hari Perempuan Nasional. Hal ini sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika.

Mereka memperingati Hari Perempuan Nasional pada 28 Februari. Perayaan ini terus dilakukan pada Minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.

Baca Juga: Tarif KRL Tak Jadi Naik pada 1 April Nanti, Kemenhub: Setelah Lebaran Dikaji Lagi

1910

Dalam International Conference of Working Women di Kopenhagen tahun 1910, seorang perempuan bernama Clara Zetkin yang merupakan pemimpin Kantor Perempuan untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan gagasan tentang Hari Perempuan Sedunia.

Dalam konferensi yang dihadiri oleh 100 perempuan dari 17 negara, gagasan tersebut disambut dengan persetujuan.

1911

Setelah kesepakatan tersebut, Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day pertama kali diperingati pada tahun 1911 di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss, pada 19 Maret.

Mereka menyerukan hak perempuan untuk bekerja, memegang jabatan publik, hak memilih, hak pendidikan, dan mengakhiri diskriminasi terhadap perempuan.

Sayangnya, enam hari setelah peringatan tersebut, terjadi tragedi yang menewaskan 140 perempuan pekerja di Kota New York, Amerika Serikat. Tragedi yang menewaskan perempuan Italia dan Yahudi ini dinamakan Triangle Fire.

1913-1914

Pada masa ini, tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai Hari Perempuan Sedunia. Kemudian, pada tahun 1914, perempuan di seluruh Eropa mengadakan rapat untuk menentang Perang Dunia I dan mengekspresikan solidaritas perempuan.

1975

Hari Perempuan Sedunia untuk pertama kalinya dirayakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1975.

Baca Juga: Klaim Kasus Covid-19 Telah Turun Drastis di Jawa-Bali, Luhut Minta Masyarakat Tetap Berhati-hati

1996

Untuk pertama kalinya, PBB mengumumkan tema tahunan untuk peringatan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day pada 1996 dan berlanjut hingga tahun berikutnya.

2001

Laman internationalwomensday.com pertama kali diluncurkan untuk menghidupkan kembali semangat merayakan pencapaian perempuan.

2011

Satu abad sudah Hari Perempuan Sedunia diperingati hingga berbagai politikus dan selebriti papan atas ikut memeriahkan. Barack Obama misalnya, dia menyatakan bahwa Maret 2011 sebagai Bulan Sejarah Perempuan.

Baca Juga: Lumpuhkan Pelaku Penusukan, Prajurit TNI Ini Dapat Penghargaan!

Hingga hari ini, Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day masih terus diperingati. Kesetaraan perempuan dan hak-hak perempuan masih terus diperjuangkan.

Hari Perempuan Sedunia 2022 bertema #BreakTheBias. Tema ini mengharapkan adanya dunia yang bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi terhadap perempuan.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU