Masuk Hari ke-10, Ini Kronologi dan Sederet Peristiwa Penting sepanjang Perang Rusia-Ukraina
Krisis rusia ukraina | 5 Maret 2022, 19:03 WIBPada 25 Februari, organisasi Amnesty International mengaku sudah menganalisis bukti bahwa Rusia melanggar hukum internasional. Organisasi ini menyebut klaim Rusia bahwa mereka hanya menggunakan rudal berpanduan presisi, bohong.
Sehinga, rudal-rudal Rusia turut menyasar kawasan sipil. Terdapat berbagai bukti bahwa rudal Rusia menghantam perumahan, rumah sakit, hingga taman kanak-kanak di Ukraina.
Amnesty dan Human Rights Watch menyebut Rusia menembakkan peluru berhulu ledak klaster ke rumah sakit di Vuhledar, Donetsk, hingga membunuh empat warga sipil dan 10 lainnya.
Pada 26 Februari, Gubernur Provinsi Sumy Dmytro Zhyvytsk menyebut Rusia membombardir taman kanak-kanak dan panti asuhan di Okhtyrka. Enam orang tewas dalam serangan ini, termasuk seorang gadis berusia tujuh tahun.
Baca Juga: Situasi Terkini Desa Tetangga Kiev, Luluh Lantah Jejak Serangan Rusia
Pada 28 Februari, Jaksa Agung Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Ahmad Khan menyebut, bukti-bukti awal menunjukkan adanya dugaan kejahatan perang selama invasi Rusia.
Pada 3 Maret, Khan mengumumkan bukti-bukti dugaan kejahatan perang sedang dikumpulkan dan investigasi penuh akan dilakukan.
Krisis pengungsi dan kematian WNA
Ribuan warga negara asing (WNA) turut terjebak di Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari. Berbagai negara pun mengupayakan evakuasi terhadap warganya yang terjebak di Ukraina.
Pada 2 Maret, Badan Pengungsian PBB menyebut pengungsi dari Ukraina telah mencapai satu juta jiwa. Kebanyak pengungsi menyeberang ke negara tetangga seperti Polandia, Rumania, Hungaria.
Indonesia pun turut mengevakuasi warganya yang terjebak perang di Ukraina. WNI yang berada di Lviv, Kiev, dan Odessa dievakuasi. Sebanyak 80 WNI dan tiga WNA keluarga WNI tiba di Jakarta pada Kamis (3/3).
Baca Juga: Cerita WNI dari Ukraina Selama Proses Evakuasi, Suasana Mencekam saat Perang Dimulai
Pada hari yang sama, empat WNI yang tinggal di Kharkiv berhasil dibawa ke Lviv, dekat perbatasan Polandia. Sejak awal invasi, Kharkiv menjadi salah satu medan tempur yang kerap dibombardir Rusia.
Di lain sisi, ada juga warga negara asing yang meninggal di medan perang. Dilaporkan telah ada 21 orang dari tujuh negara yang terbunuh di Ukraina.
Ke-21 warga asing tersebut berasal dari Yunani (12), Azerbaijan (4), India (1), Aljazair (1), Bangladesh (1), Irak (1), dan Israel (1).
Sanksi meluas untuk Rusia
Komunitas internasional menanggapi invasi Rusia dengan memberlakukan sanksi ekonomi berat kepada negara itu. Sejumlah bank Rusia dicoret dari SWIFT, layanan transaksi perbankan internasional.
Aset luar negeri bank sentral Rusia senilai 630 miliar dolar AS juga dibekukan. Sejumlah negara turut memberi sanksi individu berpengaruh dari Rusia dan Belarusia.
Selain itu, maskapai-maskapai Rusia juga disanksi dilarang melintas di berbagai negara. Seluruh anggota Uni Eropa efektif menerapkan sanksi ini.
Akibat sanksi larangan melintas, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membatalkan rencana kepergiannya ke Jenewa, Swiss, untuk menghadiri forum PBB pada 1 Maret lalu.
Baca Juga: Singapura Ikut Beri Sanksi Ekonomi ke Rusia, Ini Targetnya
AS menyanksi Rusia dengan larangan ekspor bahan-bahan teknologi. Barang-barang yang mengandung hak kekayaan intelektual atau hak cipta dari AS dilarang diekspor ke Rusia.
Negara-negara yang selama ini cenderung netral, yakni Swiss dan Singapura turut memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Sanksi bahkan merambah ke ranah olahraga dan kebudayaan. FIFA mendepak Rusia dari ajang Piala Dunia dan Federasi Kucing Internasional melaran kucing Rusia berpartisipasi dalam kompetisi.
Perundingan Rusia-Ukraina
Di tengah gempuran Rusia, Kremlin mengadakan perundingan dengan pihak Ukraina di Belarusia. Perundingan ini telah berlangsung dalam dua putaran.
Perundingan pertama digelar pada 28 Februari lalu di dekat perbatasan Belarusia-Ukraina. Dalam sesi ini, kedua pihak menyepakati pokok bahasan yang akan dibawa ke perundingan selanjutnya.
Pada 3 Maret 2022, perundingan putaran kedua digelar, juga di Belarusia. Ukraina meminta gencatan senjata sementara dan pembuatan jalur aman untuk evakuasi warga sipil.
Setelah perundingan putaran kedua, perwakilan Ukraina menyebut negosiasi ini tak membuahkan hasil sesuai “kebutuhan Ukraina”.
Pada Sabtu (5/3), Rusia setuju membuka jalur aman untuk evakuasi warga sipil di Mariupol dan Volonovakha. Bantuan makanan dan obat-obatan juga diizinkan melewati blokade Rusia ke kota yang membutuhkan.
Baca Juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di 2 Kota Ukraina Ini, Jamin Jalur Evakuasi Warga Sipil
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber :