AS Puji Tranparansi Afrika Selatan untuk Varian Covid-19 Omicron
Kompas dunia | 28 November 2021, 10:19 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) memuji transparansi Afrika Selatan ke seluruh dunia untuk varian baru Covid-19 Omicron, yang saat ini muncul.
Pujian tersebut diyakini sebagai sindiran untuk China yang tak terbuka mengenai asal usul virus Corona.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengungkapkan pujiannya saat berbicara dengan Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama, Naledi Pandor.
Pada kesempatan itu mereka juga membicarakan mengenai kerja sama untuk vaksinasi orang-orang di Afrika untuk melawan Covid-19.
Baca Juga: Penasehat Gedung Putih: Varian Baru Covid-19 Omicron Kemungkinan Sudah Ada di AS
“Menlu Blinken secara spesifik memuji Ilmuwan Afrika Selatan karena cepat mengidentifikasi varian Omicron, dan Pemerintah Afrika Selatan karena transparansi dalam membagikan informasi,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri AS dikutip dari NDTV, Minggu (28/11/2021).
Mereka juga mengatakan bahwa hal itu seharusnya menjadi model untuk dilakukan ke seluruh dunia.
Hal itu seperti menjadi tamparan bagi China, yang dianggap tak terbuka sejak awal wabah Covid-19.
Sejak Donald Trump, hingga Joe Biden menjadi Presiden AS, mereka terus mengkritik China karena tak pernah memberikan bantuan untuk mencari asal usul dari virus Corona.
Pertama kali Covid-19 terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, membunuh nyaris 5,2 juta orang.
Pada Agustus lalu, komunitas intelijen AS telah mengeluarkan laporan bahwa mereka tak mampu mencapai kesimpulan yang benar atas asal usul Covid-19.
Baca Juga: Viral! Siswa Kelaparan Pukuli Guru yang Tetap Mengajar saat Jam Makan Siang
Baik teori penularan dari hewan, atau kebocoran laboratorium.
Menurut mereka, karena China tak membantu penyelidikan yang dilakukan AS.
AS juga menuduh Beijing terlalu lama menunggu, sebelum membagikan informasi krusial terkait wabah Covid-19.
AS menegaskan informasi yang lebih transparan dapat membantu menghentikan penyebaran virus.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : NDTV