> >

Otoritas Arab Saudi Ungkap Lokasi Penahanan Dua Pangeran yang Ditangkap pada 2018

Kompas dunia | 24 November 2021, 01:00 WIB

 

Pangeran Salman bin Abdulaziz atau Ghazalan dalam sebuah foto tak bertanggal yang disediakan oleh seorang temannya pada 30 Mei 2020. (Sumber: AFP/Middle East Eye)

LONDON, KOMPAS.TV - Pihak berwenang Arab Saudi telah mengonfirmasi lokasi penahanan dua pangeran yang ditahan tanpa dakwaan selama hampir empat tahun.

Hal tersebut diungkapkan organisasi hak asasi manusia, Democracy for the Arab World Now (Dawn), yang didirikan oleh jurnalis Arab Saudi yang terbunuh Jamal Khashoggi, Senin (22/11/2021).

Otoritas Arab Saudi, menurut Dawn, mengatakan bahwa Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Mohammad al-Saud dan putranya, Pangeran Salman (39) yang juga dikenal dengan nama Ghazalan, ditahan di sebuah rumah pribadi di Ibu Kota Riyadh.

Keduanya ditahan pada Januari 2018 dalam sebuah pembersihan yang dimulai pada 2017 oleh Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, yang bertujuan menangkap pengkritik dan pesaingnya di Arab Saudi, termasuk banyak anggota keluarganya.

Baca Juga: Hampir 60 Persen Pengantin Baru di Jepang Tak Gelar Pesta, Kenapa ya?

Dawn menyebutkan, Abdulaziz bin Salman dan Ghazalan diizinkan menerima kunjungan dan panggilan telepon dari keluarganya pada Oktober 2021, hampir setahun sejak mereka dipindahkan ke suatu lokasi yang tak diketahui pada November 2020.

Menurut Direktur Eksekutif Dawn, Sarah Leah Whitson, keputusan otoritas Arab Saudi yang mengakui telah menahan kedua pangeran itu tanpa dakwaan, dan akhirnya mengizinkan mereka bertemu keluarganya merupakan “secercah harapan, tapi tidak bisa menggantikan apa yang dituntut oleh keadilan yaitu pembebasan mereka segera.”

Middle East Eye menyebutkan, beberapa orang yang ditahan pada pembersihan yang berlangsung pada 2017-2018 itu mengalami pemukulan dan penyiksaan saat proses penahanan dan interogasi.

Baca Juga: Pengguna Uber Kini Bisa Pesan Ganja Lewat 'Uber Eats'

Dawn mengatakan, Ghazalan juga mengalami pemukulan saat ditangkap hingga ia jatuh pingsan.

Ia lalu dipindahkan ke hotel Ritz-Carlton Riyadh, yang saat itu dijuluki sebagai penjara bintang lima bagi korban pembersihan Mohammed bin Salman.

Sebagian besar tahanan, menurut Middle East Eye, telah dibebaskan setelah membayar uang “penyelesaian” kepada pemerintah.

Bin Salman mengatakan, pembersihan yang dilakukannya adalah suatu langkah pemberantasan korupsi.

Sang pangeran mahkota disebut memanfaatkan pembersihan tersebut untuk melakukan konsolidasi kekuasaan, menarik aset bernilai miliaran, sekaligus merespons keluhan publik tentang korupsi yang meluas serta penyalahgunaan kekuasaan.

Baca Juga: Terkam Pawang hingga Tewas, Seekor Singa Akhirnya Ditembak Mati

 

Penulis : Edy A. Putra Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Middle East Eye


TERBARU