Konflik Ethiopia: 186 Anak Mati Kelaparan dalam 4 Bulan di Tigray
Kompas dunia | 17 November 2021, 20:13 WIBMEKELE, KOMPAS.TV - Sebanyak 186 anak berusia kurang dari lima tahun mati kelaparan di Tigray antara akhir Juni hingga Oktober 2021. Data ini dikumpulkan oleh dokter dan ilmuwan setempat.
Ratusan anak itu tercatat tewas di 14 rumah sakit wilayah utara Ethiopia tersebut.
Dr. Hagos Godefay, bekas kepala biro kesehatan Tigray sebelum konflik mendera, menyebut anak-anak itu mati karena malnutrisi akut yang parah.
Hagos pun menyalahkan blokade pemerintahan Ethiopia yang membuat layanan kesehatan Tigray kehabisan obat-obatan.
“Jika kita tidak mampu merawat mereka, jika kita tidak bisa memberi mereka obat-obatan…. itu katastrofis,” kata Hagos dikutip The Guardian.
Baca Juga: Konflik Memanas, 16 Staf PBB dan Keluarga Ditahan Ethiopia
Hagos menyebut, di rumah sakit Tigray, kini terdapat tiga hingga empat kematian per pekan dari penyakit yang bisa dirawat, seperti pneumonia dan diare.
Masyarakat Tigray pun membutuhkan segera obat untuk merawat penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan HIV.
Berdasarkan data yang dibagikan ke AFP dan dimuat The Guardian, sebanyak 29 persen anak-anak Tigray kini menderita malnutrisi akut. Sebelum perang, angkanya sekitar 9 persen.
Untuk malnutrisi akut parah, sebanyak 7,1 persen anak-anak Tigray mengalaminya, naik dari 1,3 persen sebelum perang.
Addis Ababa kukuh memblokade komunikasi dan akses bantuan ke Tigray. Otoritas Ethiopia bahkan menangkap staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sopir penyalur bantuan kemanusiaan.
Sejak perang antara Ethiopia dan pemberontak Tigray meletus pada November 2020, ribuan orang telah tewas dan jutaan warga Tigray kehilangan tempat tinggal.
Baca Juga: “Kebrutalan Ekstrem”, Laporan PBB Sorot Berbagai Kejahatan Perang di Ethiopia
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Guardian