> >

Barat Dorong Negara G20 Penghasil Energi Genjot Produksi demi Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Kompas dunia | 31 Oktober 2021, 16:00 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di KTT G20 Roma, Italia, 30 Oktober 2021. Biden mendesak negara-negara G20 penghasil energi utama untuk meningkatkan produksinya guna memastikan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat. (Sumber: AP Photo/Stefan Rousseau/Pool)

ROMA, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak negara-negara G20 penghasil energi utama untuk menggenjot produksi guna memastikan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat.

Desakan itu disampaikan Biden untuk menekan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya untuk meningkatkan pasokan minyak dan gas alam.

Seiring melonjaknya harga minyak dan gas, negara penghasil energi seperti Rusia dan Arab Saudi belum cukup menaikkan tingkat produksi untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar negara konsumen energi yang khawatir tentang kekurangan energi dan inflasi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan kekhawatiran itu dalam wawancara dengan Financial Times.

Macron mendesak pemerintah negara-negara G20 untuk mendorong "visibilitas dan stabilitas harga" yang lebih baik demi menghindari ancaman yang merusak pemulihan ekonomi global pascapandemi.

Harga gas alam yang meroket naik hampir 600 persen tahun ini di Eropa, didorong oleh persediaan gas yang rendah dan permintaan yang melonjak.

Seorang pejabat senior pemerintah AS di sela KTT G20 mengatakan negara-negara konsumen energi mulai membahas upaya yang dapat mereka lakukan jika OPEC dan mitranya tidak berproduksi maksimal.

Baca Juga: Presiden Jokowi Hari ini akan Terima Presidensi G20 dari PM Italia, Pimpin 20 Ekonomi Terbesar Dunia

Para pemimpin negara G20, Sabtu (30/12/2021), memulai pertemuan tatap muka pertama sejak dimulainya pandemi Covid-19. (Sumber: AP Photo/Andrew Medichini)

"Kita harus dapat berbicara secara pribadi dengan para mitra untuk memikirkan cara apa yang kita miliki untuk menangani persoalan ini jika OPEC-plus tidak meningkatkan produksi," kata pejabat itu kepada wartawan di Roma.

Negara pemasok gas alam utama ke Eropa, yaitu Rusia, dan perusahaan raksasa energinya, Gazprom, sedang didesak agar berupaya lebih maksimal untuk mengurangi harga di pasar.

"Ini adalah waktu yang sulit bagi ekonomi global, dan yang penting adalah pasokan energi global memenuhi permintaan energi global," kata pejabat senior AS lainnya sebelum pertemuan G20.

"Ada beberapa produsen energi utama yang memiliki kapasitas cadangan, dan kami mendorong mereka untuk menggunakannya demi memastikan pemulihan (ekonomi) yang lebih kuat dan berkelanjutan di seluruh dunia," katanya.

Pejabat itu mengatakan para pemimpin G20 tidak akan secara khusus menargetkan OPEC, yang mencakup Arab Saudi, atau menetapkan target apa pun untuk produksi energi.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak datang ke Roma untuk menghadiri KTT G20.

Komentar dari Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada awal Oktober memicu ketegangan baru tentang pipa gas bawah laut Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, yang telah lama ditentang Washington, dan sekarang menunggu izin dari regulator Jerman.

Novak mengatakan pemberian izin pipa (Nord Stream 2) dapat membantu mengatasi masalah kekurangan energi di Eropa. Namun, hal itu justru dianggap sebagai upaya Rusia untuk menekan Eropa agar menyetujui Nord Stream 2.

Komentar Novak juga memicu kekhawatiran bahwa Rusia gagal meningkatkan produksi gasnya yang saat ini dikirim melalui pipa berbasis darat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Straits Times/Antara


TERBARU