Iran Diduga Dalangi Serangan ke Pangkalan Militer AS di Suriah
Kompas dunia | 26 Oktober 2021, 20:15 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka yakin Iran menjadi dalang serangan di pangkalan militer AS di Suriah pada 20 Oktober lalu.
Waktu itu, serangan drone yang disebut pejabat AS “terkoordinasi” menyerang pangkalan Al-Tanf di selatan Suriah yang menjadi basis tentara AS dan sekutu. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka yang dilaporkan akibat serangan tersebut.
Pejabat AS yakin bahwa Iran mendanai dan mendukung serangan itu, tetapi drone penyerang diduga tidak diluncurkan dari wilayah Iran.
Baca Juga: Rusia Kerahkan Pasukan Tank ke Perbatasan Afghanistan dari Pangkalan Tajikistan
Pejabat AS tersebut bersedia diwawancara Associated Press dalam kondisi anonim. Pasalnya, ia membocorkan informasi yang belum boleh disiarkan kepada publik.
Pejabat itu mengidentifikasi drone penyerang sebagai kepunyaan Iran. Rival AS itu pun diduga memfasilitasi penggunaannya.
Para penyerang disebut menggunakan lima drone yang memuat bahan peledak. Serangan ini dilaporkan mencapai pangkalan militer Al-Tanf serta kamp pasukan oposisi Suriah.
Pangkalan Al-Tanf sendiri juga digunakan AS untuk melatih tentara Suriah demi menghadapi ISIS.
Sementara itu, juru bicara Pentagon John Kirby enggan menanggapi klaim pejabat anonim tersebut.
Kirby sebatas menyebut serangan itu “kompleks, terkoordinasi, dan disengaja”. Ia juga mengaku militer AS pernah menyaksikan serangan serupa dari kelompok milisi Syiah yang didukung Iran.
Di luar itu, ia enggan memberi pembaruan atas penyelidikan serangan drone yang menyerang Al-Tanf.
Media-media Iran melaporkan bahwa serangan ke Al-Tanf dilancarkan oleh “sekutu Suriah” sebagai balasan atas serangan ke kota Palmyra di Suriah.
Israel dituduh bertanggung jawab atas serangan ke Palmyra. Namun, AS mengaku tak terlibat dalam serangan tersebut.
Baca Juga: Iran Kecam Negara Arab yang Normalisasi Hubungan dengan Israel, Sebut sebagai Dosa
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press