19 dari 39 Pekerja Tambang yang Terjebak di Ontario, Kanada, Berhasil Diselamatkan
Kompas dunia | 28 September 2021, 23:47 WIBONTARIO, KOMPAS.TV – Sebanyak 19 dari 39 pekerja tambang yang terjebak di bawah tanah sepanjang akhir pekan di Ontario, Kanada, berhasil diselamatkan ke permukaan pada Selasa (28/9/2021) pagi. Hal itu diungkapkan perusahaan tambang Brasil, Vale.
Melansir NBC News, Vale menyebut bahwa para pekerja tambang yang berhasil diselamatkan berada “dalam kondisi sehat dan segera ingin pulang ke rumah”.
Tim penyelamat, lanjut Vale, terus melanjutkan upaya menyelamatkan 20 pekerja tambang lainnya yang masih terjebak.
Pada Senin (27/9/2021), perusahaan tambang raksasa itu menyatakan, tim penyelamat berhasil menjangkau para pekerja tambang.
Mereka berkumpul di sejumlah titik “stasiun perlindungan bawah tanah” menyusul insiden yang terjadi di Tambang Totten di barat Sudbury, Ontario. Sejauh ini, kata Vale, tak ditemukan pekerja tambang yang terluka.
Baca Juga: Bus Pengangkut Pekerja Tambang China di Peru Jatuh ke Jurang, 15 Orang Tewas
Menurut Vale, insiden itu terjadi saat sebuah ekskavator yang diangkut ke dalam tambang, copot, dan menghalangi kanal tambang, Minggu (26/9) kemarin.
Akibatnya, sistem pengangkutan para pekerja dari dan ke permukaan tak dapat digunakan. Para pekerja tambang pun dikumpulkan di stasiun-stasiun perlindungan yang memiliki akses makanan dan air minum, juga komunikasi dengan pegawai tambang di permukaan.
United Steelworkers, serikat yang mewakili 30 dari 39 pekerja tambang yang terjebak, menyatakan optimistis bahwa mereka semua dapat dievakuasi dengan selamat.
“Kami mengerti operasi penyelamatan ini akan memakan waktu dan sangat lega mendengar bahwa para pekerja tambang tak terluka,” Perdana Menteri Ontario Doug Ford mencuit di Twitternya.
Baca Juga: Korea Utara Ternyata Perbudak Tawanan Perang Korsel dan Keturunannya di Pertambangan Batu Bara
Mengutip Bloomberg, kabar terperangkapnya pekerja tambang itu membuat saham Vale jatuh pada Senin kemarin, sebelum kemudian kembali merangkak naik.
Insiden itu mengingatkan akan insiden serupa di tambang San Jose di Chile tahun 2010 saat 33 pekerja terjebak selama 69 hari, sebelum akhirnya diselamatkan.
Meski operasional Totten terhitung jauh lebih canggih ketimbang San Jose, namun kecelakaan itu dapat menghambat upaya Vale dalam meningkatkan kredensial lingkungan, sosial dan tata kelolanya setelah dua bencana tailing di Brasil dalam 6 tahun terakhir.
Tambang Totten dibuka pada 2014 di Worthington, Ontario, dan menjadi tambang pertama yang beroperasi di area tersebut dalam 40 tahun belakangan. Tambang yang mempekerjakan sekitar 200 orang itu memproduksi tembaga, nikel dan logam mulia.
Baca Juga: Ramadan di Bosnia, Kisah Pekerja Tambang Batu Bara Menjalani Puasa Sambil Berjihad Mencari Nafkah
Vale mewarisi fasilitas Totten yang saat itu tidak aktif dan terisi air pada tahun 2006 ketika perusahaan Brasil mengakuisisi Inco. Vale menghabiskan sekitar 700 juta dolar untuk membuka operasional tambang pada 2014.
Pada 6 bulan pertama tahun 2021, Totten memproduksi 3.600 ton metrik nikel, atau sekitar 4 persen total produksi perusahaan.
Namun, output ditangguhkan, dan Vale tengah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk melanjutkan produksi.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/NBC News/Bloomberg