Presiden Prancis Emmanuel Macron Dilempar Telur Saat Berkunjung ke Pameran Restoran dan Makanan
Kompas dunia | 28 September 2021, 01:05 WIBLYON, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron dilempar telur oleh seorang pria saat mengunjungi pameran perdagangan restoran dan hotel di kota Lyon, Senin (27/09/2021).
Lemparan telur itu mengenai bahu Macron tetapi memantul dan tidak pecah di tubuhnya.
Pelempar telur itu langsung diamankan pengawal dan dikeluarkan dari ruangan, sementara Macron mengatakan akan mencoba berbicara dengannya nanti.
"Jika dia memiliki sesuatu untuk dikatakan kepada saya, biarkan dia datang," kata Macron di International Catering, Hotel and Food Trade Fair (SIRHA). "Aku akan pergi menemuinya setelah ini."
Pelemparan telur itu adalah gangguan yang mengejutkan dari sambutan hangat oleh peserta pameran untuk Presiden Macron, paling tidak setelah dia mengumumkan bahwa tip restoran yang dibayar dengan kartu kredit tidak lagi akan dikenakan pajak.
Telur dari pengunjuk rasa yang marah adalah bahaya yang umum bagi politikus Prancis, dan Macron tidak terkecuali.
Ketika dia masih menjadi kandidat presiden pada tahun 2017, sebuah telur pecah di kepalanya dalam kunjungan ke pameran pertanian nasional di Paris.
Baca Juga: Prancis Akui Alami Krisis Kepercayaan terhadap AS
Baru-baru ini, seorang pria menampar wajahnya saat dia berjabat tangan dengan simpatisannya di kota selatan Valence pada bulan Juni.
Pria berusia 28 tahun, yang mengatakan kepada pengadilan bahwa dia bersimpati dengan protes "rompi kuning" anti-pemerintah tahun 2018 dan 2019, dijatuhi hukuman empat bulan penjara.
Aparat pengamanan Macron diperkirakan akan sangat waspada dalam beberapa bulan mendatang karena pemimpin dari poros tengah politik Prancis itu akan melipatgandakan penampilan publiknya menjelang kampanye pemilihan presiden.
Sejauh ini Macron belum secara resmi menyatakan pencalonannya untuk masa jabatan lima tahun kedua dalam pemungutan suara yang ditetapkan akan dilaksanakan bulan April tahun depan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/France24/AFP