Junta Militer Myanmar Tawarkan Amnesti bagi Pengunjuk Rasa yang Bersembunyi
Kompas dunia | 7 Agustus 2021, 01:05 WIBBaca Juga: Indonesia Tegaskan ASEAN Tidak Mengakui Keabsahan Junta Militer Myanmar
Penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing minggu ini berjanji untuk mengadakan pemilihan pada Agustus 2023.
Tak lama setelah kudeta, para pemimpin junta menjanjikan pemilihan umum dalam waktu dua tahun, sehingga referensi itu ditafsirkan oleh beberapa media lokal sebagai perpanjangan jangka waktu pemilihan selama enam bulan.
Sai Tun (33), seorang jurnalis lepas yang bersembunyi dan menghadapi dakwaan berdasarkan pasal 505A setelah mengambil foto saat protes, mengatakan dia juga tidak berencana untuk menyerahkan diri.
"Selama tentara ada di sana, kami akan menjadi buronan," kata Sai Tun, yang kakinya ditembak dalam aksi protes dan menggantungkan harapannya pada milisi lokal penentang militer yang berusaha merebut kembali kekuasaan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Straits Times