Penumpang Kereta Bawah Tanah di China Terjebak Banjir hingga Seleher Orang Dewasa
Kompas dunia | 21 Juli 2021, 16:13 WIBBEIJING, KOMPAS.TV – Sebuah video yang memperlihatkan para penumpang yang terjebak dalam sebuah gerbong kereta bawah tanah yang terendam banjir, viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan ketinggian banjir yang mencapai hingga leher penumpang. Sejumlah penumpang tampak berdiri di atas kursi kereta. Sementara di luar jendela kereta, arus banjir tampak mengalir deras.
Melansir South China Morning Post, hingga Rabu (21/72021), sedikitnya 18 orang tewas akibat banjir yang melanda ibu kota Zhengzhou di provinsi Henan dan sekitarnya.
Menurut pemerintah Zhengzhou, beberapa korban tewas merupakan para penumpang yang terjebak dalam gerbong kereta bawah tanah yang terendam banjir. Beberapa di antara mereka dilaporkan berhasil diselamatkan melalui sebuah lubang di atap gerbong.
Seorang penumpang selamat mengungkapkan, sejumlah anggota pemadam kebakaran berhasil membuka sebuah lubang di atap gerbong yang ditumpanginya lalu mengeluarkan para penumpang satu demi satu.
Baca Juga: Hujan Badai di China Tengah Sebabkan Banjir, 12 Orang Tewas
Akibat banjir ini, sekitar 200.000 warga di Zhengzhou juga terpaksa diungsikan ke lokasi yang lebih aman. Otoritas setempat pun menutup sistem kereta bawah tanah dan membatalkan ratusan penerbangan.
Sementara itu, sebuah bendungan di Yihetan di Luoyang, kota berpenduduk 7 juta jiwa, terancam jebol setelah mengalami kerusakan parah akibat badai hujan yang membuat banjir makin deras.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang diterjunkan di lokasi mengatakan, bendungan tersebut mengalami retak sepanjang 20 meter dan terancam jebol sewaktu-waktu.
Komando PLA telah mengirim pasukan tanggap darurat untuk menangani ancaman itu, termasuk meledakkan bendungan untuk mengalihkan banjir.
Baca Juga: Korban Tewas Banjir di Jerman Menjadi 133 Jiwa, Tidak Ada WNI
“Pada 20 Juli, terjadi keretakan sepanjang 20 meter di bendungan Yihetan. Tepi sungai mengalami kerusakan parah dan bendungan dapat jebol sewaktu-waktu,” demikian pernyataan PLA.
Banjir rutin kerap terjadi selama musim penghujan di China. Namun, selama tahun-tahun belakangan, ancaman banjir kian memburuk dengan adanya perluasan pembangunan konstruksi yang memotong koneksi antara sungai dengan danau.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV/South China Morning Post