Tentara Transgender Korea Selatan Ditemukan Tewas, Picu Kemarahan Publik
Kompas dunia | 4 Maret 2021, 20:42 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Seorang tentara transgender Korea Selatan yang dipaksa mengundurkan diri dari militer setelah operasi perubahan kelamin ditemukan tewas.
Tentara transgender bernama Byun Hee-soo ditemukan tewas di rumahnya di Cheongju, Kamis (4/3/2021) oleh petugas pemadam kebakaran.
Seperti dilaporkan Yonhap, pemadam kebakaran mendatangi kediamannya setelah dihubungi oleh penasihat keseatan mentalnya, yang melaporkan bahwa Byun tak bisa dihubungi selama beberapa hari.
Baca Juga: Pria Ini Habiskan Rp220 Juta Buat Pulau CInta Demi Balikkan dengan Mantan Kekasih, Berakhir Ditolak
Akibat kematiannya, publik di Korea Selatan pun mengungkapkan kemarahannya dan meminta reformasi hukum, khususnya di militer.
Korea Selatan saat ini masih konserbatif terkait identitas seksual dan hanya memiliki sedikit toleransi terhadap hak LGBT dibandingkan negara lain di Asia.
Saat ini banyak gay maupun transgender yang kehidupannya tak diketahui di Korea.
Baca Juga: Milisi Houthi Minta Sumbangan Lewat Twitter, Akan Digunakan untuk Beli Rudal Balistik dan Drone
Byun sebelumnya merupakan seorang sersan secara sukarela bergabung dengan militer pada 2017.
Namun, dua tahun kemudian dia melakukan operasi perubahan kelamin di Thailand.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengklasifikasikan Byun yang kehilangan alat kelaminnya, sebagai masalah mental atau fisik.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Kaget, Kudeta yang Dilakukan Banyak Ditentang
Seperti dikutip Channel News Asia, pada panel militer tahun lalu, Byun akhirnya diberhentikan secara wajib.
Pihak kepolisian pun mengonfirmasikan kematiannya kepada AFP dan mengungkapkan saat ini tengah melakukan investigasi.
Baca Juga: Regulator Obat-Obatan Uni Eropa Mulai Kaji Vaksin Sputnik V Rusia
Laporan mengatakan tak ada catatan yang ditemukan, namun kematiannya diperlakukan sebagai bunuh diri.
Menurut Yonhap, pihak berwenang mengungkapkan Byun sudah pernah mencoba bunuh diri tiga bulan lalu.
Kematiannya pun memicu kemarahan dan meminta anggota parlemen Korea Selatan untuk menyetujui Undang-Undang Antidiskriminasi.
Baca Juga: Nenek Berusia 69 Tahun yang Lahirkan Bayi Kembar Empat Tahun Lalu Gagal Dapatkan Hak Asuh Anaknya
“Seluruh komunitas Korea bertanggung jawab atas kematiannya,” bunyi sebuah poster di Daum, situs web terbesar kedua di negara itu.
“Semua yang menghinanya dan membuat komentar jahat karena dia seorang transgender, saya ingin Anda merefleksikan apa yang sudah Anda lakukan kepadanya,” lanjut pernyataan itu.
Bagi Byun sendiri dipecat dari militer menjadi sesuatu yang menyakitkan, karena dia sempat menegaskan bahwa itu adalah impian masa kecilnya.
Baca Juga: Tentara dan Polisi Myanmar Gunakan TikTok Ancam Bunuh Pengunjuk Rasa
“Kesampingkan identitas seksual saya. Saya ingin menunjukkan ke semua orang bahwa saya bisa menjadi tentara hebat yang mempertahankan negara ini. Tolong beri saya kesempatan,” ujarnya pada konferensi pers tahun lalu.
Saat ini Grup Hak Asasi Manusia Internasional menunjukkan kekhawatirannya terkait bagaimana Korea Selatan memperlakukan tentara gay mereka.
Mereka melarang adanya aksi hubungan sesama jenis, dan bisa ditahan selama dua tahun jika ketahuan. Padahal di masyarakat sipil hal itu legal.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV