Padamkan Aksi Protes, Belarusia Tangkapi Para Jurnalis dan Aktivis HAM dan Geledah Rumah Mereka
Kompas dunia | 17 Februari 2021, 06:10 WIBKIEV, KOMPAS.TV – Pihak berwenang di Belarusia menggerebek sejumlah rumah dan kantor para jurnalis dan aktivis hak asasi manusia (HAM) pada Selasa (16/2). Penggerebekan ini merupakan upaya pemerintah untuk membungkam protes terhadap Presiden Alexander Lukashenko.
Dilansir dari Associated Press, polisi menggeledah kantor Asosiasi Jurnalis Belarusia dan Pusat HAM Viasna, juga tempat tinggal para anggotanya dan menyita peralatan mereka. Menurut para aktivis, lebih dari 30 orang ditahan secara singkat, dan sedikitnya 3 orang masih berada dalam penahanan polisi.
Duta HAM Eropa mengecam aksi penggeledahan dan penahanan para jurnalis dan aktivis di Belarusia, dan menyebutnya sebagai aksi yang tidak dapat diterima.
“Kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul harus dijamin sesuai dengan standar HAM internasional,” kata komisaris Dewan HAM Eropa, Dunja Mijatovic, melalui akun Twitternya.
Pemimpin Asosiasi Jurnalis Belarusia, Andrei Bastunets, menjadi salah satu yang sempat ditahan, namun dibebaskan kemudian.
“Ini merupakan tindakan keras terbesar yang pernah dilakukan terhadap jurnalis dan aktivis HAM yang pernah disaksikan Eropa,” kata wakil presiden asosiasi itu, Boris Goretsky, yang rumahnya juga digeledah. “Ada lebih dari 400 penahanan terhadap jurnalis selama 6 bulan terakhir, dan pihak berwenang tampaknya tidak akan berhenti.”
Sedikitnya 10 di antara mereka yang ditangkap, menghadapi tuntutan pidana dan masih berada dalam tahanan polisi Belarusia.
Pihak berwenang pada Selasa juga menggerebek kantor pusat HAM Viasna di Minskdan menggeledah apartemen sejumlah aktivisnya, termasuk apartemen pemimpin kelompok HAM, Ales Bialiatski.
“Ini upaya untuk mengintimidasi jurnalis dan aktivis HAM yang telah memberi tahu dunia betapa mengejutkannya skala represi di sini,” ujar wakil kepala Viasna, Valiantsin Stefanovic.
Setidaknya 3 aktivis Viasna masih berada dalam tahanan polisi setelah mereka ditangkap pada Selasa (16/2).
Belarusia diguncang aksi protes sejak hasil resmi pilpres 9 Agustus silam memberikan Lukashenko masa jabatan ke-6 dengan telak. Kandidat rival utamanya, Sviatlana Tsikhanouskaya, dan para pendukungnya menolak hasil pilpres karena dicurangi. Sejumlah petugas pemungutan suara juga menyebutkan adanya manipulasi pemungutan suara.
Pihak berwenang merespon aksi protes – yang aksi terbesarnya menyedot massa sekitar 200.000 orang – dengan melakukan tindakan keras besar-besaran. Menurut para pembela HAM, lebih dari 30.000 orang telah ditahan sejak aksi protes berlangsung, dan ribuan di antaranya dipukuli dengan brutal.
Amerika Serikat dan Uni Eropa menanggapi pilres dan tindakan keras Belarusia dengan memberikan sanksi terhadap para pejabat Belarusia.
Komite Investigasi, badan penyelidik negara, mengatakan pada Selasa bahwa aksi penggeledahan merupakan bagian untuk mengungkap pendanaan aksi protes.
Tsikhanouskaya mengecam aksi penggerebekan dan penahanan para jurnalis dan aktivis HAM. “Rezim Lukashenko tengah meluapkan penindasan melawan mereka yang memperjuangkan HAM,” katanya.
Federasi Jurnalis Eropa (EFJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) mendesak otoritas Belarusia untuk menghentikan persekusi terhadap para jurnalis.
“Kami mengutuk keras aksi kekerasan dan penindasan keterlaluan ini dan mendesak pemerintahan Lukashenko untuk menghentikan pelecehan terhadap kolega-kolega kami,” demikian bunyi pernyataan Presiden IFJ Younes Mjahed.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV