> >

Singapura Berhasil Lahirkan Anak Singa Melalui Bayi Tabung

Kompas dunia | 28 Januari 2021, 06:16 WIB
Kelahiran Simba merupakan hasil dari sesi terakhir pengambilan sperma dari seekor singa berumur 20 tahun, Mufasa, yang mati di kebun binatang setelah cairan spermanya diambil. Anak itu, Simba, sekarang berusia tiga bulan, saat ini ditempatkan di area luar pameran bersama ibunya, Kayla. (Sumber: Wildlife Reserve Singapore via Straits Times)

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Seekor anak singa berhasil lahir di kebun binatang Singapura melalui teknologi reproduksi berbantuan atau Assisted Reproductive Technology. Straits Times Singapura hari Rabu, (27/01/2021) melaporkan, anak singa bernama Simba itu akan melanjutkan garis keturunan ayahnya, Mufasa, yang wafat di kebun binatang itu pertengahan tahun lalu. 

Ayahnya, Mufasa, meninggal karena sakit tua pada usia 20 tahun, sementara usia rata-rata singa afrika antara 10-14 tahun. 

Walau Mufasa hidup hingga menjadi kakek singa, dia tidak memiliki keturunan karena memiliki karakter agresif sehingga selalu gagal saat pendekatan dengan singa perempuan, demikian pernyataan Wildlife Reserves Singapore. 

Baca Juga: Di Kebun Binatang Ini, Kamu Bebas Menamakan Kecoa atau Tikus dengan Nama Mantanmu

Kelahiran Simba adalah hasil dari pengambilan sperma Mufasa terakhir sebelum wafat, dan menjadi satu-satunya upaya yang berhasil dalam menghasilkan keturunan dengan teknologi reproduksi kepada singa. 

Keberhasilan ini membawa angin segar bagi upaya menjaga dan memperluas keragaman genetik singa afrika di berbagai kebun binatang. 

Pada bulan pertama usianya, Simba diasuh ibunya, Kayla. Namun staf kebun binatang menemukan bahwa Simba memiliki kesulitan menyusui, sehingga kebun binatang memutuskan untuk menggunakan botol susu.

Baca Juga: 4 Harimau dan 3 Singa Afrika di Kebun Binatang Bronx Terinfeksi Virus Corona

Pendamping satwa senior di WRS, Kughan Khrisnan mengatakan,"itu adalah keputusan rumit karena satwa akan menolak anaknya bila sempat terpisah beberapa lama,"

Untungnya itu tidak terjadi pada Kayla, ibunya Simba. Kayla menerima intervensi manusia untuk menolong Simba, yang dianggap keberhasilan dalam membangun kepercayaan antara tim perawat satwa dengan Kayla sang Ibu Singa. 

Tiga bulan kemudian, Simba tumbuh sehat dengan mata seperti mata Mufasa. Sepanjang hari Simba bermain dengan bola sepak takraw yang terbuat dari rotan. 

Baca Juga: PM Singapura Lee Hsien Loong Disuntik Vaksin Pfizer, Ini Pesan untuk Rakyatnya

Kayla dan Simba saat ini ditempatkan di area luar pameran untuk memungkinkan mereka memperkuat ikatan mereka. Sebelum Simba, Kebun Binatang Singapura terakhir kali menyaksikan kelahiran Shani, anak singa betina Kayla, empat tahun lalu.

Di usia tiga bulan saat ini, Simba tumbuh menjadi singa kecil yang penuh rasa ingin tahu dengan mata seperti Mufasa. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya bermain dengan mainan favoritnya, bola rotan.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU