> >

Keluarga Ridwan Kamil Berduka, Begini Cara Tepat Sampaikan Belasungkawa di Medsos

Lifestyle | 4 Juni 2022, 10:23 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama istri Atalia Praratya dan anak perempuannya Camillia Laetitia Azzahra mendoakan Emmeril Kahn Mumtaz alias Eril yang dinyatakan hilang di Sungai Aare, Swiss. (Sumber: Dok. Humas Prmprov Jabar)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan keluarga sudah meyakini bahwa sang putra, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril sudah meninggal dunia karena tenggelam.

Duka yang dirasakan keluarga Ridwan Kamil memicu perhatian seluruh Indonesia, khususnya di media sosial.

Banyak yang menyampaikan pesan haru untuk pasangan tersebut karena harus kehilangan anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa disapa Eril.

Suasana duka memang membutuhkan empati dari orang sekitarnya, termasuk ketika dibagikan di media sosial.

Meskipun berniat baik, netizen perlu mempertimbangkan banyak faktor ketika menyampaikan ucapan belasungkawa di media sosial.

Agar tak menyakiti pihak yang berduka, hindari mengatakan hal-hal yang bersifat penasaran. Tak disarankan juga untuk memberi saran-saran yang tidak perlu.

Belasungkawa di Media Sosial

Berikut adalah etika bermedia sosial yang perlu dipahami ketika ingin mengucapkan belasungkawa:

1. Hindari menebar hoaks

Menebar hoaks terkait penyebab kematian seseorang merupakan satu tindakan yang perlu dihindari kala berbelasungkawa di media sosial.

Pahami bahwa kabar yang tidak benar justru bisa menambah buruk anggota keluarga yang ditinggalkan.

Menyampaikan ungkapan dukacita tanpa menambah informasi yang tidak terverifikasi adalah salah satu cara yang tepat.

Baca Juga: Adzan Ridwan Kamil dan Surat Cinta Atalia Melepas Kepergian Eril di Sungai Aare Swiss

2. Biarkan keluarga yang mengunggah kabar tersebut

Selain menghindari menebar hoaks, kita juga tidak berhak mengumumkan kabar kematian seseorang di media sosial sebelum anggota keluarga yang melakukannya.

Hindari perilaku seperti ini, karena publikasi di luar kendali bisa membuat keluarga yang tengah berduka menerima banyak email, telepon, komentar, dan hal lainnya yang tidak diinginkan.

3. Jangan terlalu banyak bertanya

Rasa keingintahuan merupakan hal yang wajar, apalagi ketika mengetahui kabar kematian tak terduga dan secara mendadak.

Tahan jari-jari kita untuk tidak menanyakan hal-hal yang sifatnya terlalu dalam untuk diketahui lewat media sosial.

4. Tulislah ucapan dukacita dengan bijak

Memilih kata-kata yang tepat merupakan cara paling bijak dalam mengucapkan dukacita.

Bila perlu, sampaikan pula rasa empati pada keluarga yang ditinggalkan. Dukungan dan doa bisa menjadi satu hal yang mungkin mereka butuhkan.

Baca Juga: Ridwan Kamil dan Keluarga Pulang ke Indonesia, Pencarian Eril di Sungai Aare Terus Dilanjutkan

5. Hindari "tag" akun orang yang meninggal

Di kolom komentar, kita dapat dengan mudah me-mention akun seseorang namun jangan melakukan hal ini pada akun orang yang sudah meninggal dunia.

Tagging akun orang yang sudah wafat apalagi secara terus menerus bisa memicu kenangan menyedihkan bagi keluarganya. Perilaku yang seperti ini juga tidak menghormati privasi mendiang.

6. Mengucapkan lewat media sosial kurang efektif

Sebenarnya sah-sah saja mendoakan dan mengucapkan dukacita melalui media sosial. Namun, yang perlu disadari adalah cara ini terbilang kurang efektif.

Pasalnya, keluarga yang tengah berduka akan jarang membuka dan memantau apa yang terjadi di media sosial mereka.

Oleh karena itu, cara yang tepat berbela sungkawa bisa dicurahkan melalui bentuk kepedulian kita seperti mengirim bunga, telepon, melalui pesan atau via WhatsApp, atau jalur komunikasi pribadi lainnya.

Penulis : Dian Septina Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU