Terungkap! Petisi Blacklist Ayu Ting Ting Sudah Ditanda Tangani Lebih dari 50.000 Orang
Selebriti | 5 Agustus 2021, 16:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dukungan petisi untuk memasukkan artis dan penyanyi kenamaan Ayu Ting Ting dalam daftar hitam atau blacklist dunia pertelevisian Indonesia semakin bertambah.
Hingga Kamis (5/8/2021) siang, petisi tersebut telah ditanda tangani lebih dari 50.000 orang dari target 75.000 pendukung.
Petisi yang ditujukan kepada pelantun "Alamat Palsu" ini menjadi salah satu surat permohonan yang paling banyak ditanda tangani oleh pengguna Change.org.
Sebelumnya diberitakan Ayu Ting Ting menjadi pembicaraan masyarakat setelah melabrak perundung anaknya.
Baca Juga: Orangtua Ayu Ting Ting Gerebek Rumah Hater Tuai Kontroversi, Hotman Paris Urun Pendapat
Dalam waktu yang berdekatan setelah kejadian tersebut, muncul petisi berjudul "Blacklist Ayu Ting Ting dari Dunia Pertelevisian" yang dibuat oleh Putri Maharani.
Putri beralasan Ayu Ting Ting perlu dimasukkan ke daftar hitam pertelevisian karena dianggap kasar setelah terekam kamera menendang salah satu talent ketika acara live di televisi swasta.
“Pada acara Pas Sore, terlihat waktu acara tersebut live di Trans 7 terlihat Ayu Ting Ting menendang salah satu talent Pas Sore,” tulis Putri Maharani, dikutip dari Change.org.
Sejumlah orang yang menanda tangani petisi tersebut juga meninggalkan alasan mereka di kolom komentar.
Baca Juga: Muncul Petisi Blacklist Ayu Ting Ting, Insiden Ayu Ting Ting Tendang Andika Mahesa Kembali Ramai
"Bad attitude tidak menghargai orang lain, pada saat live sering memukul, menoyor kepala orang, menendang dengan kaki, bicara dan tertawa dengan suara keras dan nyablak. Cara duduk tidak sopan," tulis Fira Safira.
"Artis no attitude kaya gini harus diblacklist. Skandal banyak dan gak tahu diri. Semakin kita diam, semakin banyak artis no attitude di Indonesia yang mudah berkeliaran di stasiun tv," tulis Mika Malik.
"Ayu Ting Ting artis paling tidak punya sopan santun," tulis Monica Salsabilla.
Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Change.org