Viral! Video TikTok Terapi Wajah Pakai Lilin Panas Ini Tuai Kecaman dari Para Pakar Kesehatan
Lifestyle | 17 Februari 2021, 14:28 WIBAsosiasi pakar penyakit kulit di Inggris (BAD) mengatakan bahwa memasukkan kotoran ke dalam hidung dan telinga bukan tindakan yang dianjurkan.
Spesialis kulit di Inggris juga menyebutkan dampak buruk dari terapi wajah dengan lilin panas tersebut dapat menghampat jalannya nafas.
Alex Echeverri, ahli kecantikan sekaligus pekerja di salon John and Ginger di Inggris mengkhawatirkan pelanggan yang melakukan terapi lilin tersebut akan menghadapi persoalan serius hingga menyebabkan mati lemas.
“Pertimbangan pertama kami, metode ini bisa menyebabkan mati lemas,” ujar Echeverri.
Lebih lanjut lagi, Echeverri mengatakan bahwa lilin panas yang membekap wajah pelanggan bisa saja mengeras di saluran pernapasan dan harus diangkat lewat operasi bedah.
Baca Juga: Tips Jitu Merawat Sepatu di Musim Hujan
Bisa sebabkan kulit iritasi hingga bernanah
Ahli pangkas rambut asal Turki yang berbasis di London, Adam Grooming Atelier mengatakan bahwa waxing pada area kulit halus yang begitu luas merupakan praktik yang tidak bertanggung jawab.
Dokter Anjali Mahto dari Asosiasi Pakar Penyakit Kulit Inggris (BAD) mengatakan bahwa waxing merupakan proses traumatis bagi kulit, khususnya di area sensitif seperti di sekitar mata.
Ia mengatakan bahwa area tersebut dapat terjadi folikulitis, alias peradangan akibat teriritasinya kulit. Hal ini menyebabkan munculnya jerawat kecil atai benjolan berisi nanah.
Baca Juga: TikTok Masih Jadi Aplikasi Dengan Pendapatan Tertinggi di Dunia Pada Januari
Imbau TikTok untuk beri label peringatan
Konsultan dermatolog, Emma Wedgeworth mengatakan bahwa dirinya tidak merekomendasikan terapi lilin tersebut kepada orang lain.
“Secara pribadi, saya tidak akan merekomendasikan menerapkan terapi itu ke anak-anak," ujar Wedgeworth.
Ia mengatakan bahwa video tersebut perlu diberikan label peringatan.
Selain itu, informasi keliru dan praktik kecantikan temuan sendiri yang membahayakan kesehatan banyak tersebar di TikTok maupun jejaring sosial lain.
Ia mengimbau konten tersebut untuk diatur lebih ketat.
Penulis : Fiqih-Rahmawati
Sumber : Kompas TV