Grup Kalla Masuk Bisnis Motor Listrik, Jual 4 Tipe Mulai Rp17 Juta hingga Rp54 Juta
Ekonomi dan bisnis | 31 Mei 2023, 09:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Grup Kalla lewat unit bisnisnya Kalla Kars, masuk ke dalam bisnis penjualan motor listrik. Kalla Kars resmi menjadi dealer United E-Motor (produsen motor listrik di Indonesia).
Kalla Kars meluncurkan empat tipe motor listrik yaitu MX 1200 (masih dalam proses produksi), T1800, TX1800, dan TX3000, di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (30/5/2023).
"Otomotif sangat berhubungan dengan gas buang yang kurang bersahabat, sehingga kami mempelajari produk apa yang cocok dimanfaatkan di masyarakat, dan paling tepat untuk masyarakat adalah produk dari United," kata CEO Kalla Automotive Hariyadi Kaimuddin, seperti dikutip dari Antara.
Adapun United E-Motor saat ini berada di bawah naungan PT Terang Dunia Internusa (TDI), yang sebelumnya telah merilis tipe motor listrik terbarunya. Yaitu TX3000 dan TX1800 dalam Pameran Indonesia Electric Motor Show 2022 “Strengthening Autonomous Ecosystem”.
Menurut Hariadi, ini adalah momentum yang sangat tepat untuk mulai mengenal dan beralih ke motor listrik. Kalla Kars memilih berpartner dengan United E-Motor, karena dinilai memiliki teknologi dan fitur yang merupakan hasil inovasi kebanggaan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Begini Cara Mengecek NIK yang Berhak Menerima Subsidi Motor Listrik
"Saat ini kami luncurkan tiga model dulu, dan akhir Juni akan kami luncurkan lagi satu model karena harganya belasan juta," ujar Hariadi.
Dua tipe andalan dari United E-Motor saat ini ialah TX3000 dan TX1800 yang merupakan motor listrik untuk segala medan (all-terrain) pertama hadir di Indonesia.
Ia menjelaskan, varian terbaru United E-Motor ini merupakan sebuah kendaraan roda dua yang andal dan mumpuni dari segi kecepatan (speed), tenaga (power) serta jarak tempuh (mileage), namun tetap ramah lingkungan.
TX3000 hadir dengan performa yang maksimal, bertenaga lebih dengan akselerasi cepat. TX3000 mampu bergerak bebas di berbagai medan, mulai dari tipikal jalanan perkotaan hingga rute curam perbukitan.
Ia mengatakan, TX3000 punya manuver lebih lincah dan melesat dengan cepat hingga 90 km/jam, TX3000 dilengkapi spesifikasi 2 Slots Lithium Battery yang menjadikannya mampu menempuh jarak hingga 120 km.
Baca Juga: Mulai dari Agats, Polytron sampai United, Ini 14 Model Motor Listrik yang Dapat Subsidi Rp7 Juta
Dari segi keamanan, TX3000 dilengkapi dengan sistem pengereman Combi Brake System (CBS), sehingga pengereman menjadi lebih optimal.
Sedangkan TX1800 tampil dengan slogannya sebagai Motor Listrik Urban Sejati, menghadirkan pengalaman berkendara di perkotaan, tanpa mengesampingkan kenyamanan berkendara lewat performanya yang lincah dan mampu meredam getaran saat bermanuver.
TX1800 dapat melaju hingga kecepatan 75 km/jam, dan memiliki jarak tempuh hingga 65 km.
Beragam fitur turut melengkapi kedua tipe terbaru United E-Motor tersebut, seperti Digital Panel Display, Built-in Bluetooth, One-Key Easy Opening, serta Hydraulic Hinged Seat.
Tak hanya itu, konsep Eco-Lifestyle, Eco-Friendly dan Eco-Green menjadikan United E-Motor merek motor listrik kebanggaan dalam negeri yang berkualitas, mampu bersaing serta ramah lingkungan.
Khusus OTR Kota Makassar, TX3000 dibanderol dengan harga Rp54,4 juta dan TX1800 Rp36,9 juta. Sementara, dua tipe lainnya, yaitu T1800 seharga Rp33,5 juta dan MX1200 seharga Rp17,8 juta.
Baca Juga: Meski Kurang Laku, Luhut Yakin BYD Asal China Mau Investasi Mobil Listrik di RI
“Kami sangat optimis bahwa produk United E-Motor sesuai dengan kebutuhan masyarakat urban yang akan mampu bersaing dan terserap dengan baik di pasar Indonesia," ujarnya.
Pelanggan yang memenuhi syarat, bakal mendapatkan subsidi Rp7 juta dari pemerintah apabila melakukan pembelian motor listrik.
"Marketnya cukup besar dan hanya 13 brand yang akan pemerintah gunakan dengan standar TKDN sebesar 40 persen. Sementara United telah memenuhi standar tersebut, sehingga kami optimistis melalui produk United ini," tutur Pelaksana Tugas Sales Support, Logistics & Marketing Manager Kalla Kars Yulia Herman.
Pemerintah menargetkan 200.000 motor listrik yang disubsidi laku terjual hingga akhir tahun ini. Nyatanya, baru ratusan unit.
Namun, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai, industri motor listrik di Indonesia akan mampu berkembang dengan sosialisasi dan insentif yang tepat sasaran.
Arsjad menyampaikan, bahwa membangun ekosistem kendaraan listrik tidak bisa dilakukan secara instan, perlu adanya sosialisasi dan edukasi terkait dengan teknologi, kualitas dan pengurangan emisi karbon.
Baca Juga: Jokowi Izinkan Ekspor Pasir Laut, Luhut Yakin Tidak Merusak Lingkungan
"Saya kira subsidi insentif motor listrik harus tepat sasaran, sosialisasinya harus ditingkatkan untuk masyarakat yang memang benar-benar tertarik. Ini membangun ekosistem baru yang akan membangun industri besar juga," ujar Arsjad usai Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi di Jakarta, Selasa (30/5).
Ia mengakui, saat ini peminat motor listrik belum terlalu banyak, lantaran saat masuk pertama kali di Indonesia kualitasnya yang dianggap kurang bagus namun harga jual yang cukup tinggi. Akibatnya, masyarakat yang enggan untuk membeli.
Menurut Arsjad, kualitas motor listrik sudah semakin canggih secara teknologi. Ditambah lagi, motor listrik lebih hemat dibandingkan dengan motor biasa karena tidak menggunakan BBM.
"Kalau sekarang ini enggak ya, karena yang datang itu yang bagus-bagus produksi kelas dunia, punya teknologi baik. Kedua itu kebiasaan, nanti akhirnya akan sadar kendaraan listrik itu lebih murah dibandingkan dengan kendaraan biasa. Ini masalah edukasi," ujarnya.
Baca Juga: Apa Itu Pohon Hayat? Desain yang Ditunjuk Jokowi sebagai Logo IKN Nusantara
Ia berharap, pemerintah dapat terus menyosialisasikan insentif kendaraan listrik. Sebab, upaya ini dinilai dapat mempercepat target emisi nol karbon pada 2060.
Selain itu, tingginya minta masyarakat terhadap motor listrik dianggap dapat memberikan dampak pada industri kecil dan menengah.
"Saya yakin industri dalam negeri bisa berkembang. Motor listrik itu udah berapa perusahaan dalam negeri yang buat, contoh Alfa, sudah 100 persen Indonesia kecuali baterai kalau baterai sudah di Indonesia jadi 100 persen Indonesia dan dampaknya bakal ke industri kecil, industri kecil bisa ikutan karena itu ekosistem," ujarnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara