DPR: Impor KRL Bekas Takkan Terjadi Kalau KCI Punya Rencana Kerja Baik, Jangan Sampai Beli Rongsok
Ekonomi dan bisnis | 28 Maret 2023, 12:58 WIB"Kami KCI dan KAI masih menunggu hasil review dari BPKP," kata Didiek.
Ia menjelaskan, proses kajian oleh BPKP telah dimulai pada 6 Maret lalu. Kemudian pihak BPKP dan KCI juga sudah berkunjung ke Jepang menemui pihak JR East.
Tim BPKP dan KCI juga melihat kondisi KRL yang akan diimpor oleh KCI. Nantinya, hasil kajian BPKP akan diserahkan ke pihak Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
Baca Juga: Tips Buka Puasa Cepat dan Gampang di KRL|SINAU
"Kereta yang akan diimpor masih beroperasi sampai sekarang, sehingga apa yang menjadi catatan rapat di Kemenko Marves jadi evaluasi oleh BPKP," sebutnya.
Berdasarka kajian KCI, ada beberapa KRL yang sudah memasuki masa pensiun dan erat kaitannya dengan keselamatan penumpang.
Adapun Jumlah kereta yang akan dikonservasi sebanyak 10 pada tahun 2023, dan 19 pada tahun 2024.
“Kapasitas satu gerbong mencapai kurang lebih 175 orang penumpang, satu gerbong. Kita itung saja, ketika itu satu rangkaian terdiri dari beberapa gerbong dan secara simultan bolak balik artinya bisa puluhan penumpang yang bisa diangkut gerbong itu,” ungkap VP Public Relations KAI Joni Martinus Joni seperti diberitakan Kompas TV sebelumnya.
Joni menegaskan, pihaknya mendukung produksi dalam negeri. Hanya saja, saat ini kebutuhan kereta sangat mendesak, mengingat alasan safety, maka KRL lama harus segera pensiun.
Baca Juga: Pemerintah Buka Seleksi Sekolah Kedinasan untuk 4.138 Formasi, Ini Tahapannya
“Kita lebih kepada, produksi dalam negeri. Kolaborasi antar-BUMN itu menjadi hal utama bagi kita. Tapi, ketika itu belum bisa direalisasikan," kata Joni.
"Sementara pelayanan tetap harus kita jaga, kapasitas angkut harus kita maksimalkan, kita harus bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk bermobilitasi pada kereta perkotaan. Untuk itu, saat ini opsinya adalah impor,” ujarnya.
Hingga saat ini baik KAI dan KCI sudah melakukan pembicaraan dengan INKA. Hanya saja pembuatan kereta membutuhkan waktu. Jika tidak ada impor kereta, maka akan mempengaruhi jumlah gerbong, hingga kapasitas angkut.
“Sudah (bicara dengan INKA) mereka minta waktu, karena memang butuh proses. (Jika tidak ada pergantian kereta), maka pasti gerbong berkurang, yang juga akan mengurangi kapasitas angkut,” tuturnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV