Kemenparekraf Lakukan Gastrodiplomasi untuk Pasarkan Rempah-rempah Indonesia
Ekonomi dan bisnis | 20 Juli 2021, 10:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah menggelar “Indonesia Spice Up The World” (ISUTW) guna memperluas pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia di luar negeri.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga S Uno menyampaikan bahwa ISUTW merupakan program yang bersifat jangka panjang.
Dalam hal ini, Pemerintah menggandeng diaspora Indonesia untuk implementasi program ISUTW. Badan usaha milik negara juga akan dilibatkan dalam program ISUTW.
Mereka akan berperan untuk memudahkan logistik dan pemberian pendanaan bagi pelaku industri bumbu rempah olahan serta komoditas rempah segar.
“ISUTW juga bersifat program lintas kementerian/lembaga sehingga nantinya kementerian/lembaga yang mengurus perdagangan internasional ikut menguatkan jejaring importir bumbu rempah olahan ataupun komoditas rempah segar Indonesia,” ujar Sandiaga dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin (19/7/2021).
Baca Juga: Sandiaga Uno Tunda Program Bekerja dari Destinasi Pariwisata
Dalam lima tahun terakhir, nilai ekspor bumbu rempah olahan dan komoditas rempah segar tumbuh rata-rata 2,95 persen per tahun. Pada 2020, nilai ekspornya tercatat mencapai 1,02 miliar dollar AS dan ditargetkan pemerintah bisa meningkat dua kali lipat pada akhir 2024.
Adapun, program ISUTW digagas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan melibatkan lintas kementerian/lembaga. Tujuan utamanya memperluas pemasaran produk bumbu/pangan olahan dan rempah Indonesia, terutama di Afrika, Australia, dan negara potensial lain.
Selain itu, restoran Indonesia di luar negeri juga dikembangkan sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran. Tujuan terakhirnya adalah menguatkan kuliner di dalam negeri atau destinasi gastronomi.
Dijelaskan, komoditas rempah segar prioritas ekspor meliputi lada, pala, cengkeh, jahe, kayu manis, dan vanila. Bumbu yang akan dipromosikan adalah bumbu rendang, nasi goreng, sate, soto, gado-gado, serta pendukung lainnya, seperti kecap manis dan kacang tanah.
Empat subprogram
Berdasarkan paparan Kemeparekraf/Baparekraf, program ISUTW terdiri dari empat subprogram. Subprogram pertama adalah rempah, produk bumbu, dan pangan olahan yang diturunkan ke pengembangan produksi sampai akses pembiayaan.
Subprogram kedua menyasar pengembangan restoran Indonesia, seperti desain ulang dan promosi.
Ketiga, promosi kuliner mencakup festival, forum konferensi, dan konten digital. Kemudian, subprogram keempat berupa pengembangan destinasi kuliner.
Menurut Sandiaga, pekan ini pameran program ISUTW di New York, Amerika Serikat, tetap berjalan. Delegasi Indonesia tetap berangkat terlepas sudah marak kritik yang dialamatkan ke Kemenparekraf/Baparekraf karena dianggap tidak peduli krisis pandemi Covid-19.
Pelaku industri bumbu rempah olahan dan komoditas rempah segar di Tanah Air terdampak pandemi Covid-19 sehingga pameran itu diharapkan bisa membantu memulihkan usaha mereka.
”Perekonomian Amerika Serikat berangsur-angsur pulih karena vaksinasi Covid-19 telah merata. Amerika Serikat merupakan pasar 20-30 persen bumbu rempah olahan dan komoditas rempah segar dari Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Sound of Borobudur: Upaya Kemenparekraf untuk Gelorakan Kembali Pariwisata
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV