Pasien Covid di RS Didominasi yang Bergejala Ringan, Efektivitas Telemedisin Dipertanyakan
Bbc indonesia | 5 Februari 2022, 10:08 WIBJuru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan "ada prosedur yang harus ditempuh dari proses layanan telemedesin."
"Ada proses skrining, akan diberikan resep elektronik, itu diberikan kepada Kimia Farma terdekat. [Obat dari] Kimia Farma akan diantarkan melalui [ekspedisi] SiCepat," kata Nadia kepada BBC News Indonesia.
Pengiriman ekspedisi paling cepat berlangsung selama satu hari. Dengan demikian, pasien isoman tak bisa mendapatkan paket obat pada hari yang sama.
"Kalau memang terjadi peningkatan kasus kan akan banyak pihak swasta yang akan mengulurkan bantuannya saya rasa ini bisa alternatif untuk SiCepat nanti," tambah Nadia.
Lebih lanjut, Nadia mengklaim saat ini lebih dari 90% pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan pasien tanpa gejala dan dengan gejala ringan.
Ia justru meminta pihak rumah sakit untuk menyaring pasien, dan memulangkan mereka yang tak perlu dirawat di rumah sakit untuk menjalani isoman.
"Tapi tentunya rumah sakit bisa kemudian menentukan pasiennya dipulangkan, tidak perlu dirawat, dikaitkan dengan layanan telemedesin yang ada. Jadi ini sebenarnya, untuk saringannya ada di RS juga kan," katanya.
Efektivitas layanan telemedesin sulit diukur
Anggota tim advokasi dari Lapor Covid-19, Firdaus Ferdiansyah menilai efektivitas layanan telemedesin sulit diukur. Sebab sejauh ini, tak ada data terbuka tentang pasien isoman yang mendapat akses layanan ini.
"Hanya informasinya masih terpecah dan sulit untuk melakukan validasinya," kata Firdaus.
Sejauh ini Lapor Covid-19 hanya mendapat keluhan dari masyarakat terkait dengan layanan telemedesin ini melalui media sosial ataupun pemberitaan.
"Banyak informasi keluhan lewat medsos. Pengiriman obat untuk pasien isoman terlambat," tambah Firdaus.
Ia menambahkan, prinsip yang perlu dilakukan dalam layanan telemedesin adalah pengikutsertaan pengawasan langsung terhadap pasien isoman. "Setidaknya ada yang ikut mengawasi, baik pengawasan dari Satgas Covid-19 setempat maupun pendampingan medis yang layak," katanya.
Apa itu layanan telemedisin?
Layanan telemedisin isoman sudah diterapkan sejak gelombang delta di Indonesia pertengahan tahun lalu.
Sasaran layanan telemedisin isoman adalah pasien positif tanpa gejala atau gejala ringan, berusia minimal 18 tahun, kondisi rumah layak isoman, dan diperiksa di wilayah Jabodetabek.
Layanan dari pemerintah ini menyediakan konsultasi dengan dokter secara daring dan pengiriman paket obat gratis bagi pasien yang menjalani isoman.
Sebanyak 17 platform terlibat dalam layanan ini, yaitu Aido Health, Alodokter, GetWell , Good Doctor, Halodoc, Homecare24, KlikDokter, KlinikGo, Lekasehat, LinkSehat, Mdoc, Milvik Dokter , ProSehat, SehatQ, Trustmedis, Vascular Indonesia, YesDok
Bagaimana mendapatkan layanan ini?
Syarat utama mendapatkan layanan ini adalah pasien melakukan tes PCR di laboratorium yang telah terafiliasi dengan sistem New All Record (NAR) Kementerian Kesehatan.
Jika hasilnya positif, laboratorium akan mengirim data hasil pemeriksaan ke database Kemenkes. Setelah itu pasien akan menerima pesan Whatsapp dengan centang hijau secara otomatis, seperti disebut dalam keterangan kemenkes.
Namun, jika pasien tidak mendapatkan pemberitahuan ini, maka pasien bisa memeriksa NIK secara mandiri di situs https://isoman.kemkes.go.id.
Setelah pasien mendapatkan pemberitahuan melalui WhatsApp, maka pasien bisa melakukan konsultasi secara daring dengan dokter di salah satu 17 layanan telemedisin.
Caranya, tekan link di pesan WhatsApp dari Kemenkes atau di tautan yang muncul saat pengecekan NIK mandiri di https://isoman.kemkes.go.id/pandan, lalu masukkan kode voucher untuk mendapat konsultasi dan paket obat gratis.
Selesai konsultasi, dokter akan memberikan resep digital sesuai kondisi pasien dan resep dapat ditebus melalui https://isoman.kemkes.go.id/pesan_obat.
Hanya pasien kategori layak isoman (tanpa gejala atau ringan), yang akan mendapatkan obat dan vitamin secara gratis.
Paket obat gratis apa saja yang dikirim?
Obat gratis yang didapatkan pasien berupa Paket A untuk pasien tanpa gejala, terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet.
Sementara itu, Paket B untuk pasien bergejala ringan terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet, Favipiravir 200mg 40 kapsul, atau Molnupiravir 200 mg - 40 tab dan parasetamol tablet 500mg (jika dibutuhkan).
Penulis : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC