> >

Satu Tekad Indonesia Sehat: Mencegah Pandemi Masa Depan melalui Kolaborasi Lintas Sektor

Advertorial | 14 Desember 2024, 18:33 WIB
Dalam acara Satu Tekad Indonesia Sehat di KompasTV, diskusi bertema Bersama Berkolaborasi Mencegah Pandemi di Masa Depan menjadi momen untuk mendorong pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencegah ancaman pandemi di masa depan. (Sumber: Dok. KompasTV)

KOMPAS.TV – Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran berharga tentang rentannya sistem kesehatan global. Dampaknya tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga mengguncang ekonomi dan mengubah tatanan sosial bermasyarakat. 

Dalam acara Satu Tekad Indonesia Sehat di KompasTV, diskusi bertema “Bersama Berkolaborasi Mencegah Pandemi di Masa Depan” menjadi momen untuk mendorong pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencegah ancaman pandemi di masa depan. 

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dengan dukungan   Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), menggagasi acara ini untuk membahas upaya mitigasi ancaman zoonosis dan penyebaran Penyakit Infeksius Baru (PIB) melalui pendekatan One Health.

Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia, atau sebaliknya.

Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dr. Nancy Dian Anggraeni menjelaskan bahwa interaksi antara manusia, hewan, satwa liar, dan lingkungan dapat meningkatkan risiko ancaman penyakit zoonosis.

Rabies, leptospirosis, antraks, dan zoonotic tuberculosis adalah beberapa contoh kasus zoonosis prioritas di Indonesia. 

COVID-19, sebagai penyakit zoonosis, menunjukkan bagaimana interaksi antara manusia dan hewan, termasuk satwa liar, dalam hal ini perdagangan satwa liar untuk konsumsi, dapat memicu pandemi global. 

“Daya tahan tubuh manusia yang lemah menjadi faktor risiko tambahan,” ujar dr. Nancy. Penularan zoonosis seringkali terjadi melalui kontak langsung, seperti  melalui hewan sakit, atau secara tidak langsung, misalnya melalui air yang terkontaminasi urin tikus saat banjir.

Adapun Chief National Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia drh. Farida Camallia Zenal menyoroti munculnya Penyakit Infeksius Baru seperti flu burung dan Ebola, yang disebabkan oleh mutasi virus atau perubahan lingkungan.

Mobilitas manusia, perubahan iklim, serta adaptasi patogen meningkatkan risiko munculnya penyakit baru yang dapat berkembang menjadi pandemi.  

"Setiap penyakit infeksius memiliki potensi menjadi ancaman global, maka diperlukan deteksi dini dan pengendalian yang ketat sebagai langkah penting dalam pencegahannya,” ujar Farida.

Untuk mengatasi tantangan zoonosis dan PIB, pendekatan One Health menjadi solusi terpadu yang mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Kolaborasi lintas sektor antara kementerian, mitra pembangunan, dan pemerintah daerah penting untuk menciptakan solusi berkelanjutan.

Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada merespons terhadap wabah, tetapi juga pada upaya pencegahan, seperti edukasi masyarakat, peningkatan sistem kesehatan, serta pengawasan potensi penyakit baru.

Penulis : Adv-Team

Sumber : Kompas TV


TERBARU